Anjlok 5% Lebih, Emas Catatkan Penurunan Terburuk Dalam 1 Malam

Harga emas tersungkur dibawah $4,100 per ons pada perdagangan Selasa (21/10), setelah sempat menguji ulang level $4,375 pada sesi perdagangan awal Asia. Optimisme pasar global seputar potensi kemajuan kesepakatan dagang antara AS-Tiongkok membebani permintaan aset safe haven dan memicu kenaikan Dolar AS.

Tidak ada berita besar sebagai penggerak pasar sejauh ini, namun momentum koreksi teknikal sejatinya dijadikan ajang bagi pasar investor untuk melakukan aksi ambil untung.

• RSI 93% at Alltime high
• Double Top Pattern (4H)

Pagi ini, pasar emas masih diperdagangkan flat di dekat level terendah Selasa (21/10), harga emas berpotensi menguat menyusul pengumuman Trump untuk memberlakukan tarif perdagangan sebesar 155% terhadap Tiongkok, efektif per 1 November.

Key Highlights

• Secara mengejutkan, Tarif baru atas Tiongkok diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump selama tengat waktu gencatan senjata kedua pihak sebelum melanjutkan pertemuan Trump-Xi yang diagendakan pada 10 November mendatang.
• Penutupan Pemerintah AS semakin berkepanjangan – akan memasuki hari ke-22 pada Rabu (22/10), terhitung sejak 1 Oktober 2025 Pemerintah Federal AS resmi ditutup sementara. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda akan segera dibuka kembali, namun pasar mulai optimis dengan kemungkinan akan tercapainya kesepakatan pendanaan sementara.
• Berdasarkan survei terbaru, perkiraan penutupan pemerintah AS turun menjadi 32 hari dari perkiraan sebelumnya yang sempat mencapai sekiitar 40 hari.
• Prospek The Fed semakin rumit karena penutupan pemerintah (shutdown) mengakibatkan penundaan data-data penting karena shutdowon berkepanjangan. Sejauh ini, ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan 29 Oktober tetap tinggi, berada di angka 96% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.
• Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) akan merilis laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) terbaru pada 24 Oktober 2025, di tengah penutupan yang sedang berlangsung.

Market Movement

Pada Selasa (21/10), harga emas (spot) anjlok lebih dari 5%, penurunan terbesar sejak 2020. Emas spot mencatatkan kerugian sebesar $231.83 atau 5.32% berakhir pada level $4,124.31 per ons, setelah uji tertinggi $4,375 dan terendah $4,080.

Pada saat yang sama, Emas berjangka (DEC) mencatatkan kerugian sebesar $250.30 atau 5.74% berakhir pada level $4,109.10 per ons di Divisi Comex, setelah uji tertinggi $4,393 dan terendah $4,093 di Divisi Comex.

Sementara itu, Indeks Dolar AS berakhir berakhir naik – mencatatkan kenaikan sebanyak 35 poin atau 0.35% berakhir pada level 98.97, setelah sempat meguat pada tertinggi 98.98 dan terendah 98.51.

Dipasar rival utama Dolar, sekelompok matauang berisiko berakhir campuran. Berikut adalah posisi matauang pada penutupan perdaganan Selasa, 21 Oktober 2025,

• AUDUSD : 0.64863 , -25 / -0.39%
• EURUSD : 1.15988 , -42 / -0.36%
• GBPUSD : 1.33666 , -38 / -0.28%
• NZDUSD : 0.57408 , -2 / -0.04%
• USDJPY : 151.902 , +117 / +0.78%
• USDCAD : 1.40213 , -15 / -0.11%
• USDMXN : 18.42570 , +426 / +0.23%
• USDCHF : 0.79615 , +39 / +0.49%
• USDCNH : 7.12130 , +24 / +0.03%

Sentimen

Pekan ini, Perkembangan Shutdown AS masih akan menjadi berita utama setelah penutupan pemerintah sejak 1 Oktober 2025. Pasar akan menantikan rilis data inflasi AS pada 24 Oktober setelah dua pekan minim data ekonomi AS.