Dolar Anjlok, Topang Kenaikan Rival Utamanya
Dolar ditutup melemah lebih dari 100 poin pada perdagangan Kamis (19/5) ditengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi karena tekanan inflasi yang terkendali. Dolar semakin terpuruk dengan dorongan negatif dari hasil laporan klaim pengangguran AS dan survei Philadelphia Manufaturing Index.
Dalam data yang dirilis menunjukkan bahwa Jumlah klaim baru pengangguran AS naik sebanyak 218K, lebih tinggi dari harapan dan data sebelumnya pada 200K (F) dan 197K (P). Sementara survei aktifitas manufaktur Philadelphia Fed turun ke level 2.6 jauh dibawah perkiraan pada 16.0.
Merespon serankaian sentimen negatif, Dolar ditutup melemah sebanyak 104 poin atau 1.01% berakhir pada level 102.89, setelah sempat uji tertinggi 103.91 dan terendah 102.65.
Matauang
Pasar matauang berisiko menguat sepanjang sesi perdagangan Kamis (19/5), memanfaatkan pelemahan Dolar meski resiko penurunan lebih lanjut tetap membayani pasar rival Dolar karena ketegangan geopolitik dan ekonomi lainnya sangat membenani pasar secara luas.
EUR/USD diperdagangkan menguat sebanyak 120 poin atau 1.13% berakhir pada level 1.0582, setelah sempat uji tertinggi 1.0606. GBP/USD ditutup melemah sebanyak 132 poin atau 1.06% berakhir pada level 1.2471, setelah sempat uji tertinggi pada 1.2524. Sementara AUD/USD tercatat menguat sebanyak 95 poin atau 1.35% berakhir pada level 0.7046.
Masing-masing pasangan matauang masih terlihat rentan terkoreksi karena sentimen geopolitik dapat tiba-tiba meningkat setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia akan menentang Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO. Sementara itu dari perkembangan BREXIT, Inggris dan Uni Eropa telah memulai ketegangan Brexit baru atas upaya pertama untuk mengubah aturan yang disepakati dalam Protokol Irlandia Utara, duta besar Uni Eropa untuk Inggris mengatakan perjanjian itu tidak terbuka untuk negosiasi baru.
Emas
Harga emas menguat ke level tertinggi dalam sepekan, memanfaatkan momentum pelemahan Dolar dan pasar saham karena tekanan buruknya data ekonomi Amerika.
Dipasar spot, Harga emas ditutup menguat sebanyak $25.53 atau 1.38% berakhir pada level $1,842.01 per onsm setelah sempat uji tertinggi $1,849 dan terendah $1,810. Emas berjangka kontrak Juni ditutup menguat sebanyak $25.30 atau 1.37% berakhir pada level $1,841.20 per ons di Divisi Comex.
Secara teknikal, dalam jangka menengah harga emas masih cukup rentan terkoreksi dibawah $1,800, terlebih dengan sentimen kenaikan suku bunga Fed pada Juni dan Juli mendatang. Sederetan Member FOMC mengungkapkan kemungkinan kenaikan suku bunga sebanyak 50 bps minimal hingga dua pertemuan mendatang. Dalam jangka pendek, potensi rebound pada harga emas diperkirakan akan mencapai $1,850 – $1,860, sebelum pasar akan kembali terfokus pada kenaikan suku bunga Fed pada pertemuan Juni hingga Juli mendatang.