Dolar Bergerak Volatile, Respon Lonjakan Yield Obligasi Dan Inflasi AS
Dolar diperdagangkan sangat volatile selama sesi perdagangan Kamis (10/2), berbalik melemah tajam setelah sempat melonjak uji level 96 sesaat setelah laporan Inflasi Amerika dirilis menguat pada level tertinggi yang baru terlihat dalam 40 tahun terakhir dan adanya lonjakan yield obligasi AS.
Dalam data yang dirilis menunjukkan bahwa CPI Tahunan AS naik sebanyak 7.5%, jauh diatas perkiraan dan data sebelumnya pada 7.30% (F) dan 7.0% (P). diluar dari sentimen laporan CPI, Dolar juga tertekan oleh lonjakan imbal hasil obligasi AS. Yield Obligasi 10-tahun AS untuk pertama kalinya sentuh level 2.00% sejak 2019.
Hingga 02:30 WIB, Dolar diperdagangkan melemah pada kisaran 95.47 saat berita ini ditulis, turun dari tertinggi Kamis (10/2) pada 96.01.
Dipasar mata uang utama rival Dolar, EUR/USD diperdagangkan menguat sekitar 35 poin atau 0.31% berada pada level 1.1455 saat berita ini ditulis (02:30 WIB), setelah sempat uji terendah 1.1374 dan tertinggi 1.1494. GBP/USD diperdagangkan menguat sebanyak 47 poin atau 0.35% berada pada level 1.3580 pada pukul 02:30 WIB, setelah sempat uji level tertinggi 1.3643. Memasuki sesi perdagangan Jumat (11/2) pasar Sterling akan terfokus pada laporan GDP (Q4) Inggris pada pukul 14:00 WIB.