Dolar Koreksi Tajam
Indeks Dolar Amerika berbalik melemah tajam pada perdagangan Selasa (23/8), setelah memcapai level tertinggi baru pada 109.27 atau sekitar 3 poin lebih rendah dari tertinggi dua dekade.
Indeks Dolar AS terkoreksi ketika membentuk pola double top dan melanjutkan penurunan merespon serangkaian data ekonomi AS yang dirilis mengecewakan. Dalam data yang dirilis menunjukkan bahwa PMI Manufacturing AS berada pada level 51.3, lebih rendah dari perkiraan dan data sebelumnya pada 52 (F) dan 52.2 (P).
Dari sektor perumahan, Laporan Penjualan Rumah Baru AS juga dirilis mengecewakan – turun sebanyak 12.6% selama periode Juli, lebih rendah dari periode sebelumnya pada -7.10%. Dolar menyelesaikan perdagangan Selasa dengan kerugian sebanyak 42 poin atau 0.39% berakhir pada level 108.54, setelah uji tertinggi 109.27 dan terendah 108.06.
Matauang
Matauang Pounsterling rebound bersama dengan sederetan matauang lainnya terhadap Dolar. Pelemahan Dolar sepanjang sesi perdagangan berlasung memberikan ruang pad Investor untuk melakukan aksi profit taking meski sentimen fundamental menunjukkan gambaran yang negatif.
GBP/USD berakhir lebih tinggi meski prospek suram resesi semakin terlihat – terlebih setelah laporan Manufaktur PMI Inggris turun kelevel 46.00, jauh dibawah level psikologis 50. Sementara PMI sektor jasa Inggris melambat ke level 52.5 dari 52.6. GBP/USD ditutup menguat sebanyak 64 poin atau 0.54% berakhir pada level 1.1828, setelah uji tertinggi 1.1877 dan terendah 1.1717.
EUR/USD ditutup menguat sekitar 26 poin atau 0.26% berakhir pada level 0.9965, setelah uji tertinggi 1.0017 dan terendah 0.9896. Euro masih sangat rentan untuk kembali terkoreksi karena dihadapkan pada krisis energi yang akan mendorong prospek suram ekonomi kawasan tersebut. Anggota Dewan Eksekutif ECB Fabio Panetta mengatakan bahwa bank sentral mungkin perlu menyesuaikan kebijakan moneter lebih lanjut karena kemungkinan resesi meningkat.
AUD/USD berakhir menguat sekitar 51 poin atau 0.74% berakhir pada level 0.6926, setelah uji tertinggi 0.6962. Sementara USD/JPY ditutup turun sebanyak 74 poin atau 0.54% menguat pada level 136.73, setelah uji terendah 135.80.
Emas
Penurunan indeks Dolar dan imbal hasil obligasi AS membantu harga emas pulih dari penurunan beruntun dalam enam hari perdagangan berturut-turut. Sentimen Emas membaik setelah laporan menunjukkan bahwa aktivitas sektor swasta AS terkontraksi untuk bulan kedua berturut-turut pada Agustus.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $11.71 atau 0.67% berakhir pada level $1,747.81 per ons, setelah uji terendah $1,730 dan tertinggi $1,754. Sementara Emas berjangka kontrak Desember ditutup menguat sekitar $12.80 atau 0.73% berakhir pada level $1,761.20 per ons di Divisi Comex.
Secara fundamental, harga emas masih berpotensi kembali melemah karena meningkatnya probability kenaikan suku bunga Fed, sebagai respon atas serangkaian data ekonomi dalam pekan ini kembali memberikan gambaran negatif pada ekonomi AS. Serangkaina data yang masih belum sepenuhnya membaik diperkirakan akan mendorong the Fed untuk kembali bertidak agresif dalam menaikkan suku bunga.
Investor akan menunggu kata kunci Fed dalam pertemuan tahunan Bank Sentral Global, Jackson Hole minggu ini. Dalam agenda tahunan Bank Sentral di Dunia, Kepala Fed Jerome Powell dijadwalkan akan berbicara pada Jumat 26 Agustus 2022.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Rabu (23/8), fokus pasar akan tertuju laporan Durable Good Orders AS pada pukul 19:30 WIB dan Pending Home Sales AS pada pukul 21:00 WIB.