Dolar Rally Tajam, Euro Terperosok Dalam Karena Singgungan Kebijakan Moneter
Dolar diperdagangkan menguat tajam tanpa perlawanan selama dua hari perdagangan berturut-turut merespon hasil pertemuan FOMC. Indeks Dolar AS ditutup naik tajam pada level tertinggi dalam 19 bulan, mencatatkan keuntungan sebanyak 75 poin atau 0.77% berada pada level 97.23, setelah sempat uji tertinggi 97.29.
Berbanding terbalik dengan Dolar, pasangan mata uang EUR/USD justru mencatatkan rekor penurunan terbesar – uji level terendah sejak Mei 2020. EUR/USD tercatat turun sebanyak 98 poin atau 0.88% berakhir pada level 1.1142, setelah sentuh terendah pada 1.1133. Euro terdepresi karena prospek kenaikan suku bunga Fed yang berbanding terbalik dengan langkah ECB yang bertahan untuk mempertahankan suku bunga rendah dan skala stimulus besar-besaran hingga Maret mendatang, membawa prospek EURO akan terus lemah.
Dipasar mata uang utama lainnya, GBP/USD ditutup turun sebanyak 79 poin atau 0.59 persen berakhir pada level 1.3379, terendah dalam satu bulan. AUD/USD ditutup melemah sebanyak 82 poin atau 1.17 persen berakhir pada 0.7032.
Dibandingkan Euro, Sterling dan Aussie nampaknya akan cenderung pulih lebih cepat melihat prospek kenaikan suku bunga BOE pada 3 Februari 2022 mendatang dan kenaikan harga minyak mentah dunia ditengah meradangnya konflik geopolitik Rusia-AS.