Emas Koreksi 4% Lebih
Harga emas berhasil rebound dari sesi terendah minggu lalu, namun masih mencatatkan kerugian lebih dari 4.5% selama sepekan terakhir. Harga emas berada dibawah tekanan selama dua pekan berlalu akibat euforia kemenangan dan kembali terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Terpilih Amerika yang mendorong spekulasi kebijakan moneter Amerika agresif.
Tekanan turun semakin kuat terlebih setelah serangkaian data ekonomi AS dirilis positif, beberapa diantaranya,
- US NY Empire State Manufacturing Index (Nov), 31.20 (A) vs. 3.60 (F) vs. -11.90 (P)
- US Retail Sales (MoM) (Oct), 0.4% (A) vs. 0.3% (F) vs. 0.4% (P)
- US Retail Sales (YoY) (Oct), 2.85% (A) vs. 1.74% (P)
- US Industrial Production (YoY) (Oct), -0.29% (A) vs. -0.64% (P)
- US Industrial Production (MoM) (Oct), -0.30% (A) vs. -0.2% (F) vs. -0.3% (P)
Disisi lain, Indeks Dolar AS menjadi primadona dengan mencatatkan kenaikan sebanyak 1.7% selama pekan – bergerak mencapai tertinggi 107.08 minggu lalu. Reli pada Dolar terus berlanjut menyusul pidato Jerome Powell yang mengindikasikan bahwa Fed akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga meskipun indikator ekonomi AS positif.
Hingga akhir perdagangan Jumat (15/11), Harga emas mencatatkan kerugian sekitar $2.06 atau 0.08% berakhir pada level $2,562.51 per ons, setelah capai tertinggi $2,575.98 dan terendah $2,554.43. Turun sebanyak 4.56% minggu lalu.
Pada saat yang sama emas berjangka kontrak Desember diperdagangkan melemah sebanyak $2.80 atau 0.11% berakhir pada level $2,570.10 per ons di Divisi Comex, setelah uji tertinggi $2,580 dan terendah $2,558.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai USD terhadap sekeranjang enam mata uang utama dunia diperdagangkan turun sebanyak 11 poin atau 0.10% berakhir pada level 106.76, setelah diperdagangkan capai tertinggi 106.96 dan terendah 106.32. Dolar naik sekitar 1.73% minggu lalu.
Matauang
Poundsterling anjlok untuk hari ke-6 berturut-turut, terkoreksi dibawah 1.26 pada Jumat (15/11) ketika secara tak terduga serangkaian data ekonomi Inggris dirilis mengecewakan.
- GBP GDP (YoY) (Q3), 1.0% (A) vs. 0.1% (F) vs. 0.7% (A)
- GBP GDP (QoQ) (Q3), 0.1% (A) vs. 0.2% (F) vs. 0.5% (P)
- GBP GDP (MoM) (Sep), -0.1% (A) vs. 0.2% (F) vs. 0.2% (P)
- GBP GDP (YoY) (Sep), 1.0% (A) vs. 1.1% (F) vs. 1.0% (P)
- GBP Industrial Production (YoY) (Sep), -1.8% (A) vs. -1.6% (P)
- GBP Industrial Production (MoM) (Sep), -0.5% (A) vs. 0.2% (F) vs. 0.5% (P)
- GBP Trade Balance (Sep), -16.32B (A) vs. -16.50B (F) vs. -15.06B (P)
- GBP Trade Balance Non-EU (Sep), -5.31B (A) vs. -4.95B (P)
Pound anjlok setidaknya anjlok lebih dari 2.3% minggu lalu dan turun sebanyak 50 poin atau 0.39% pada Jumat (15/11) pada kisaran 1.26155.
Yen Jepang bergerak menguat terhadap Dolar Amerika – dimana USD/JPY mencatatkan penurunan sebanyak 191 poin atau 1.22% berada pada level 154.363, setelah uji tertinggi 156.740. Yen menguat ditengah ekspektasi pemotongan suku bunga di masa mendatang dan dengan pandangan bahwa kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dapat memicu inflasi.
Berikut adalah posisi matauang pada penutupan perdagangan Jumat, 15 November 2024 pada pukul 05:00 WIB,
- AUDUSD : 0.64593 , +7 / +0.10%
- EURUSD : 1.05348 , +6 / +0.06%
- GBPUSD : 1.26155 , -50 / -0.39%
- NZDUSD : 0.58619 , +13 / +0.23%
- USDJPY : 154.363 , -191 / -1.22%
- USDCAD : 1.40890 , +33 / +0.23%
- USDCHF : 0.88798 , -22 / -0.25%
- USDCNH : 7.23100 , -149 / -0.21%