Emas Naik Tajam Lebiih dari 3 Persen Sejak Invasi Ukraina
Pasar global diperdagangkan volatile selama sesi perdagangan akhir pekan lalu (4/3), dengan penguatan didominasi oleh pasar dengan aliran safehaven setelah militer Rusia mengambil alih fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, sebagai fasilitas Nuklir terbesar Eropa.
Ketegangan meningkat setelah Menteri Luar Negeri Ukraina mengkonfirmasi terjadi kebakaran di Zaporizhzhia. Merespon laporan tersebut, Dolar dan emas bergerak searah – diperdagangkan menguat sebagai aset utama dalam aliran safehaven ditengah konflik perang dan inflasi.
Dolar ditutup menguat sebanyak 77 poin atau 0.78% berakhir pada level 98.49, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi 98.93, tertinggi sejak Mei 2020. Sejak tejadinya serangan militer Rusia di Ukraina, Dolar mencatatkan kenaikan sekitar 2.3%.
Selama akhir pekan, kenaikan Dolar juga turut ditopang dari hasil laporan tenaga kerja Amerika, dimana tingkat pengangguran AS tercatat turun ke level 3.8% dan Nonfarm payrolls AS tercatat naik sebanyak 678K selama periode Februari.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $34.30 atau 1.74% berakhir pada level $1,969.69 per ons, mencatatkan kenaikan sebanyak 3% sejak Invasi di Ukraina. Emas berjangka kontrak April, ditutup menguat sebanyak $30.70 atau 1.56% berakhir pada level $1,966.60 per ons di Divisi Comex.
Memasuki sesi perdagangan pekan ini, pasar emas berpotensi dibuka melemah, merespon laporan bahwa kebakaran di fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia telah berhasil dikendalikan dan aksi gencatan senjata oleh Rusia yang diklaim untuk memfasilitasi evakuasi sipil dari Mariupol dan Volnovakha.
Namun demikian, resiko kenaikan lebih lanjut masih berpotensi terjadi karena pasar masih melihat resiko ketegangan Rusia-Ukraina yang terus berlanjut. Potensi kenaikan juga terlihat jelang pertemuan FOMC 17 Maret pekan depan.
Dari sentimen fundamental ekonomi, dalam pekan ini pasar akan terfokus pada Pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Laporan Inflasi Amerika pada Kamis (10/3).