
EUR/USD: Euro Tertekan oleh Dolar yang Melemah, Turun di Bawah $1,04 hingga Melewati MA 50 Hari
Para pedagang kehilangan harapan akan mata uang Eropa yang lebih kuat setelah pertemuan hari Jumat antara Trump dan Zelensky, yang berakhir sangat buruk.
✔️ Euro Membalikkan Keadaan
Pasangan EURUSD berusaha menemukan alurnya pada Senin pagi karena penurunan berbalik setelah tiga hari berturut-turut mengalami penurunan. Euro diperdagangkan sekitar $1,0390 saat pembukaan karena mata uang benua lama tersebut melewati rata-rata pergerakan 50 hari, yang menunjukkan penurunan jangka pendek. Tak lama setelah itu, pasangan euro-dolar kembali naik di atas $1,04.
Pertemuan hari Jumat yang sangat tidak menguntungkan dan tidak mengenakkan menjadi penyebab penurunan terakhir karena para pedagang bergegas untuk mengambil lebih banyak dolar.
⚔️ Kegelisahan Gedung Putih
Presiden AS Trump dan Presiden Ukraina Zelensky bertemu di Ruang Oval untuk membahas kesepakatan damai, tetapi diskusi dengan cepat berubah menjadi permusuhan dan Zelensky harus meninggalkan Gedung Putih setelah Trump dan Wakil Presidennya JD Vance mencaci-maki pemimpin yang tengah berjuang itu. Trump kemudian mengatakan Zelensky tidak “siap untuk perdamaian.”
Ketika diskusi gagal dan tidak ada resolusi atau kesepakatan yang dicapai, dolar sekali lagi berada dalam momentumnya dan bergerak naik di seluruh bursa valas.
🎨 Serangkaian Berita Minggu Ini
Ke depannya, pembicaraan kepemimpinan kemungkinan akan mendapat kesempatan lagi, tetapi ada serangkaian berita terjadwal yang akan mengguncang pasar valas. Minggu ini, baik Eropa maupun AS akan mengeluarkan berita utama yang menggerakkan pasar. Mari kita lihat.
Data inflasi Februari untuk zona euro akan dirilis pada hari Senin, diikuti oleh indeks manufaktur ISM AS yang akan dirilis pada hari yang sama. Bank Sentral Eropa pada hari Kamis diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Dan hari Jumat adalah hari yang sangat penting — laporan penggajian nonpertanian bulan Februari (data pekerjaan) akan disertai dengan pidato dari Ketua Federal Reserve Jay Powell.