Harga Emas Rebound, Meski Dolar Bertahan Diatas 105 Tertinggi sejak November
Indeks Dolar AS berakhir datar selama sesi perdagangan akhir pekan lalu, namun membukukan kenaikan mingguan kesembilan berturut-turut dan ditutup di atas 105 untuk pertama kalinya sejak November tahun lalu.
Dolar terus menunjukkan penguatan signifikan setelah laporan inflasi Amerika yang dirilis selama minggu lalu menunjukkan kenaikkan selama periode Agustus, mempekuat spekulasi bahwa suku bunga the Fed akan bertahan dilevel tertinggi 22 tahun untuk waktu yang lama. Berdasarkan pantauan Fed Watch Tools, pemangat meilhat tidak akan ada penurunan suku bunga setidaknya hingga Mei 2024.
USDX berakhir melemah tipis sebanyak 2 poin atau 0.02% pada level 105.32, setelah capai tertinggi 105.42 dan terendah 105.08. Dolar mencatatkan kenaikan sebanyak 1% dalam sepekan terakhir.
Pasar matauang berisiko berakhir campuran selama sesi perdagangan akhir pekan lalu (15/9). Dengan pasangan EUR/USD berakhir menguat – rebound setelah ECB menaikkan suku bunga acuan sebesar 25bps, namun gagal mempertahankan keuntungannya karena Dolar yang lebih tinggi dan komentar Bank Sentral Eropa (ECB) yang memberi isyarat bahwa kenaikan suku bunga baru-baru ini mungkin merupakan yang terakhir.
Disisi lain, GBP/USD berakhir melemah tajam dan mencatatkan level terendah baru sejak Juni lalu jelang pertemuan Bank Sentral Inggris Kamis mendatang (21/9). Sentimen pada Pound Inggis bergulir kearah yang cenderung pesimis, menyusul data ekonomi terbaru dan prospek ekonomi Inggris yang memburuk, sehingga menurunkan eskpektasi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.
- AUDUSD : 0.6429 , -10 / -0.16%
- EURUSD : 1.0658 , +16 / +0.15%
- GBPUSD : 1.2383 , -26 / -0.21%
- NZDUSD : 0.5895 , -16 / -0.27%
- USDJPY : 147.84 , +40 / +0.27%
- USDCAD : 1.3524 , +18 / +0.14%
- USDCHF : 0.8973 , +19 / +0.22%
- USDCNH : 7.2756 , -87 / -0.12%
Emas
Harga emas rebound setelah diperdagangkan melemah selama sepekan terakhir, terlihat sebagai aksi ambil untung karena bersamaaan dengan penguatan Dolar jelang pertemuan FOMC Kamis dini hari mendatang.
Dipasar spot, harga emas berakhir menguat sebanyak $12.94 atau 0.68% pada level $1,923.29 per ons, setelah capai tertinggi $1,930 dan terendah $1,909. Sementara emas berjangka kontrak Desember berakhir naik sebanyak $13.20 atau 0.68% pada level $1,946 per ons di Divisi Comex.
Minyak
Harga minyak mentah dunia berakhir distas level $90 per barel untuk hari kedua berturut-turut ditengah penurunan produksi minyak OPEC sehingga menekan harga minyak mentah ke level tertinggi.
Dipasar spot, harga minyak berakhir menguat sebanyak 28 sen atau 0.31% pada level $90.33 per barel, setelah uji terendah $88.61 dan tertinggi $90.53. Minyak mentah berjangka WTI AS berakhir menguat $0.61 atau 0.68% pada level $90.77 per barel. Sementara miinyak mentah Brent London berakhir naik sebanyak 23 sen atau 0.25% pada level $93.93 per barel.
Saham & Obligasi
Pasar saham Amerika berakhir melemah tajam, sementara obligasi AS berakhir menguat setelah data ekonomi AS yang optimis selama sepekan terkahir, termasuk kenaikan Indeks Manufaktur Empire State, memicu optimisme bahwa The Fed akan berhasil mencapai soft landing.
Saham AS melemah ditengah prospek suku bunga tinggi yang akan bertahan lebih lama. Indeks Dow Jones berakhir melemah sebanyak 288.87 poin atau 0.83% pada level 34,618.24. Indek S&P500 AS naik 122% pada 4,450.32, sedangkan Nasdaq AS anjlok sekitar 1.56% pada level 13,708.33.
Imbal hasil obligasi 10tahun AS naik lebih dari 1% berada pada level 4.336%, sedangkan imbal hasil obligasi 2 dan 30 tahun AS naik masing-masing sebanyak 0.46% dan 0.94% pada level 5.037% dan 4.421%.
Sentimen
Selama perdagangan pekan depan, fokus utama pasar global akan terfokus pada pertemuan Bank Sentral di Dunia. Dimulai dari pertemuan FOMC Minutes AS pada Kamis dini hari (20 Sept waktu AS/ 21 Sept waktu Indonesia). Diikuti pertemuan Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Swiss (SNB) pada Kamis (21/9) dan Pertemuan Bank Sentral Jepang pada Jumat (22/9).