
Kebijakan Trump, Picu Gelombang Perdagangan Baru
Perbincangan hangat seputar tarif dagang Trump 2.0 kembali mewarnai pergerakan pasar keuangan global, dengan indeks Dolar AS bertahan diatas 104 sementara safehaven emas dan aset-aset berisiko bergerak melemah.
Ketidakpastian seputar tarif Trump kembali meningkat setelah Trump menekankan ancaman baru pada tarif, dimana Trump akan mengeluarkan tarif tambahan baru pada mobil, alumunium dan farmasi ‘SEGERA’.
Sementara itu, Trump juga membahas kemungkinan AS untuk membatasi tarif terhadap mitra dagang tertentu – hal ini, sontak meredakan kekhawatiran perdagangan global.
Diperkirakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump akan menargetkan negara-negara tertentu pada tanggal 2 April, bertentangan dengan penerapan tarif timbal balik terhadap sebagian besar negara.
Menurut data tahun lalu, The Wall Street Journal melaporkan dalam sebuah artikel bahwa AS memiliki defisit perdagangan barang paling signifikan dengan Tiongkok, UE, Meksiko, Vietnam, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Kanada, India, Thailand, Swiss, Malaysia, Indonesia, Kamboja, dan Afrika Selatan.
Dari rangkaian sentimen data ekonomi AS, Dolar diuntungkan oleh laporan kuatnya aktivitas sektor jasa Amerika.
- US Chicago Fed National Activity (Feb), 0.18 (A) vs. -0.03 (P)
- US S&P Global Manufacturing PMI (Mar), 49.8 (A) vs. 51.9 (F) vs. 52.7 (P)
- US S&P Global Services PMI (Mar), 54.3 (A) vs. 51.2 (F) vs. 51.0 (P)
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja Dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama Dunia, diperdagangankan menguat sekitar 13 poin atau 0.12% berada pada kisaran 104.29 saat berita ini ditulis pada pukul 03:00 WIB, setelah capai tertinggi 104.45 dan terendah 103.84.
Pada saat yang sama, sekelompok matauang berisiko bergerak datar dan cenderung melemah dari titik tertinggi hariannya.
Berikut adalah posisi matauang jelang penutupan perdagangan Senin (24/3) pada pukul 02:30 WIB,
- AUDUSD : 0.62827 , +12 / +0.19%
- EURUSD : 1.08034 , -9 / -0.08%
- GBPUSD : 1.29224 , +9 / +0.07%
- NZDUSD : 0.57233 , -7 / -0.12%
- USDJPY : 150.564 , +126 / +0.85%
- USDCAD : 1.43184 , -30 / -0.21%
- USDMXN : 20.05760 , -1752 / -0.87%
- USDCHF : 0.88318 , +1 / +0.01%
- USDCNH : 7.25940 , +81 / +0.11%
Emas
Harga emas terkoreksi untuk hari ketiga berturut-turut merespon pulihnya Dolar karena meredanya kekhawatiran tarif perdagangan global.
Tekanan pada harga emas semakin kuat pada dini hari ini (25/3) setelah pasar mendengarkan komentar Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic yang mengatakan bahwa dirinya hanya mendukung satu kali pemotongan suku bunga tahun ini dan tidak melihat inflasi kembali ke target hingga sekitar tahun 2027. Bostic menambahkan bahwa inflasi diperkirakan akan sangat tidak stabil.
Hingga pukul 03:00 WIB malam ini, harga emas (spot) diperdagangkan melemah sebanyak $18.08 atau 0.60% berada pada kisaran $3,005.36 per ons, setelah uji tertinggi $3,033 dan terendah $3,002.
Pada saat yang sama, Emas berjangka kontrak April sebagai kontrak teraktif saat ini – diperdagangkan turun sebanyak $6.90 atau 0.23% berada pada level $3,014.50 per ons, setelah uji tertinggi $3,038 dan terendah $3,007 di Divisi Comex.
Dipasar komoditas lainnya, Harga minyak mentah dunia diperdagangkan menguat pada sesi Senin (24/3) setelah Trump berencana untuk mengenakan tarif 25% pada negara-negara yang membeli minyak dan gas dari Venezuela.
Berikut adalah posisi harga minyak jelang penutupan perdagangan Senin (24/3) pada pukul 03:00 WIB,
- OIL (SPOT) : $69.05 , +$0.94 / +1.38%
- WTI : $69.20 , +$0.92 / +1.35%
- BRENT : $72.37 , +$0.21 / +0.29%
Sentimen
Pada Selasa (25/3), Fokus pasar akan tertuju pada data perumahan dam Consumer Confidence AS. Minggu ini, pasar akan kembali memperhatikan perkembangan tarif perdagangan AS dan sekutunya.