Konflik Geopolitik Kembali Dorong Kenaikan Emas Baru-Baru Ini
Harga emas menguat selama sesi perdagangan akhir pekan lalu (29/11), namun volatilitas pasar cenderung terbatas karena pasar AS dibuka hanya setengah hari. Kenaikan harga emas di latar belakangi oleh konflik geopolitik Rusia-Ukraina dan Ketegangan di Timur Tengah sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai safehaven utama.
Pasar gagal merespon kesepakatan gencatan senjata Israel dan Lebanon setelah kedua negara saling menuduh telah melanggar perjanjian yang dibuat, mendorong keyakinan investor goyah terhadap kesepakatan yang dibuat.
Baru-baru ini, juga dilaporkan bahwa Angkatan Darat Israel mengumumkan pengeboman platform roket bergerak milik Hizbullah di Lebanon selatan dalam sebuah serangan udara.
Dari Konflik Rusia-Ukraina terbaru – Rusia menyerang infrastruktur energi Ukraina dan mengancam akan menyerang dengan rudal balistik. Hal ini sebagai tanggapan Rusia untuk pembalasan terhadap AS dan Inggris yang mengizinkan penyebaran rudal yang diproduksi di kedua negara di dalam wilayah Rusia.
Hingga akhir penutupan perdagangan Jumat (29/11), Harga Emas mencatatkan kenaikan sekitar $12.89 atau 0.49% berada pada level $2,650.20 per ons, setelah capai tertinggi $2,666 dan terendah $2,633.
Pada saat yang sama emas berjangka kontrak Februari, sebagai kontrak teraktif saat ini ditutup menguat sebanyak $16.20 atau 0.61% berada pada kisaran $2,681 per ons, setelah capai tertinggi $2,690 dan terendah $2,657 di Divisi Comex.
Kenaikan harga emas diperkirakan dapat berlanjut merespon probabilitas pemangkasan suku bunga meningkat jelang pertemuan 18 Desember mendatang. Taruhan terhadap pemangkasan 25bps naik menjadi 66.% dari 52.7% minggu lalu.
Dolar
Dolar AS diperdangkan melemah pada hari Jumat (29/11), turun dibawah 106 ketika harapan pemangkasan suku bunga meningkat dan pasar obligasi diperdangkan melemah selama Black Friday.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai USD terhadap sekeranjang mata uang utama dunia mencatatkan kerugian sebesar 45 poin atau 0.42% berakhir pada level 105.75, setelah diperdagangkan capai tertinggi 106.19 dan terendah 105.61.
Sementara itu, sekelompok matauang berisiko diperdagangkan menguat merespon pelemahan Dolar AS – dengan pasangan GBP/USD memimpin penguatan pada Jumat. Sterling menguat ditengah sentimen membaiknya pertumbuhan ekonomi Inggris, membatasi ruang lingkup pemotongan suku bunga BoE.
Dolar AS anjlok ke level terendah dalam enam minggu terhadap Yen Jepang pada hari Jumat setelah inflasi Jepang dilaporkan menguat selama periode November, mendukung taruhan untuk kenaikan suku bunga Bank of Japan pada pertemuan Desember.
- JPY Tokyo Core CPI (YoY) (Nov), 2.2% (A) vs. 2.0% (F) vs. 1.8% (P)
- JPY Tokyo CPI (YoY) (Nov), 2.6% (A) vs. 1.8% (P)
Berikut adalah posisi matauang pada penutupan perdagangan Jumat, 29 November 2024,
- AUDUSD : 0.65133 , +16 / +0.24%
- EURUSD : 1.05754 , +23 / +0.22%
- GBPUSD : 1.27362 , +51 / +0.40%
- NZDUSD : 0.59177 , +29 / +0.50%
- USDJPY : 149.695 , -183 / -1.21%
- USDCAD : 1.40016 , -11 / -0.08%
- USDCHF : 0.88096 , -19 / -0.21%
- USDCNH : 7.24120 , -21 / -0.03%
Sentimen
Awal pekan ini, pasar akan cukup bergairah dan sibuk dengan rangkaian data PMI Manufaktur Tiongkok, Eropa dan Amerika setelah libur panjang Thanksgiving minggu lalu.
Hingga sepekan kedepan, pasar global akan terfokus pada rangkaian data Tenaga Kerja AS, GDP Eropa dan Pidato Kepala Federal Reserve AS Jerome Powell.