Minim Data, Pasar Emas Akan Pantau Sanksi AS Terhadap Rusia
Harga emas diperdagangkan melemah tipis pada perdagangan Selasa (22/2), setelah sempat catatkan rekor tertinggi baru pada $1,913 karena meningkatnya ketegangan konflik di Ukraina Timur, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani draft yang menyebutkan Donetsk dan Luhansk sebagai negara independent.
Dipasar spot, harga emas diperdagangkan melemah sekitar $5.34 atau 0.28% berakhir pada level $1,897.86 per ons, setelah sempat diperdagankan hingga setinggi $1,913 dan serendah $1,891. Emas berjangka kontrak April, sebagai kontrak teraktif saat ini ditutup menguat sekitar $0.50 atau 0.03% berakhir pada level $1,900.30 per ons di Divisi Comex.
Sejauh ini, Harga emas masih berpotensi menguat merespon sanksi AS yang akan diberikan Amerika terhadap Rusia sebagai tanggapan atas meluasnya pergerakan pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin ke wilayah Donbas timur Ukraina. Sanksi lainnya, juga akan diberikan oleh Inggris – dimana Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan akan memberikan sanksi kepada kepada lima bank Rusia dan tiga individu.
Memasuki sesi perdagangan Rabu (23/2) pasar akan sepi dari sentimen fundamental data ekonomi karena minimnya data. Pasar emas hanya akan terfokus pada perkembangan konflik geopolitik. Harga emas diperkirakan akan perlahan mencoba bergerak lebih tinggi mengikuti meningkatnya konflik geopolitik Rusia-Ukraina. Secara teknikal, harga emas diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran $1,910.00 – $1,876.00.