Profit Taking, Dolar Anjlok Topang Kenaikan Rival Utamanya
Indeks Dolar AS (DXY) menyelesaikan perdagangan akhir pekan lalu dengan kerugian tajam ditengah aksi profit investor merespon ketidakpastian ekonomi, drama kenaikan plafon utang yang terus berlanjut dengan tengat waktu yang semakin dekat dan prospek suku bunga yang kembali berubah dari penurunan menjadi kenaikan.
Dolar menyelesaikan perdagangan Jumat (19/5) dengan kerugian sebesar 35 poin atau 0.35% pada level 103.20, setelah capai tertinggi 103.62 dan terendah 102.99.Dolar mencatatkan untungan sekitar 0.50% dalam sepekan terakhir.
Tentang Plafon Utang AS & Sektor Perbankan
Semakin dekat dengan tengat waktu jatuh tempo pembayaran, pemerintah AS harus segera mencapai kesepatakan untuk menaikkan limit utang pemerintah menjadi $31.4 triliun.
Beberapa kali pertemuan yang menyatakan dapat terjadi kesepakatan segera, mendorong sentimen pasar membaik selama pekan lalu. Namun, sentimen pasar dapat berubah menjadi mimpi buruk jika dalam waktu dekat kesepatan masih belum dapat tercapai.
Disisi lain, keresahan nampak dirasakan oleh investor secara luas setelah Menteri Keuangan Janet Yellen pada hari Jumat (19/5) berbicara dengan CEO Bank bahwa lebih banyak merger bank mungkin akan diperlukan. Hal tersebut, mendorong spekulasi kemungkinan keruntuhan bank lainnya.
Tentang Suku Bunga
Taruhan pada perubahan suku bunga the Fed kembali berubah, dengan harapan kenaikan 25bps akan kembali terjadi pada pertemuan 16 Juni mendatang dengan probability hanya sekitar 17.4% dari 15.5% dibandingkan pekan lalu. Hal ini, berbanding terbalik dengan harapan terjadinya penurunan suku bunga sebanyak 25bps pada pertemuan Juni dengan probabilitas sektiar 8% menjadi 0% pada pekan ini.
Hal ini, cukup memberikan dukungan pada imbal hasil obligasi dan Dolar AS selama sepekan terakhir, mekipun mayoritas mengharapkan the Fed akan berhenti sejenak dan menetapkan suku bunga tidak berubah pada pertemuan Juni mendatang.
Dampak Pasar
Menyusul serangkaian fundamental AS dan pengautan Dolar, Harga emas berhasil rebound setelah mencatatkan kerugian tajam dalam tiga hari perdagangan berturut-turut.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sekitar $20.26 atau 1.04% berada pada level $1,977.64 per ons, setelah capai tertinggi $1,984 dan terendah $1,953. Emas berjangka kontrak Juni berakhir menguat sekitar $21.80 atau 1.11% pada level $1,981.60 per ons di Divisi Comex. Masing-masing mencatatkan kerugian sekitar 1.6% dalam sepekan terakhir.
EUR/USD berakhir menguat sekitar 33 poin atau 0.31% pada level 1.08032. GBP/USD naik 37 poinatau 0.30% pada level 1.24438, sedangkan AUD/USD berakhir menguat sekitar 26 poin atau 0.39% pada level 0.66475.
USD/JPY turun sebanyak 77 poin atau 0.56% pada level 137.923, sedangkan USD/CHF turun sebanyak 57 poin atau 0.62% berakhir pada level 0.89935.
Pasar saham AS berakhir melemah selama sesi perdagangan Jumat (19/5) merespon kekhawatiran lain yang lebih luas tentang sistem perbankan AS menyusul pernyataan Menteri Keuangan Janet Yellen.
Indeks Dow Jones berakhir turun 0.33% pada level 33,426.63. Indeks S&P 500 berakhir turun sekitar 0.14% pada level 4,191.98. Sedangkan Nasdaq AS terkoreksi 0.24% pada level 12,657.90.
Sentimen
Memasuki perdagangan pekan ini, fokus utama pasar global akan tertuju pada kesepakatan kenaikan limit utang AS, pertemuan demi pertemuan yang semakin dekat dengan default akan semakin memperburuk sentimen pasar (Dolar).
Dari rangkaian data ekonomi, pekan ini pasar akan diramaikan oleh laporan GDP AS, Data Perumahan AS dan Manufacturing PMI Global.
Diawal pekan, pasar akan terfokus pada pengumuman suku bunga PBoC pada pukul 08:15 WIB.