Perekonomian Indonesia Mencatat Pertumbuhan Paling Lambat dalam Dua Tahun Terakhir karena Penurunan Ekspor
Perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan yang solid pada kuartal ketiga, meskipun melambat lebih dari yang diharapkan dan mencapai tingkat terlemahnya dalam dua tahun terakhir karena menyusutnya ekspor dan melemahnya belanja rumah tangga.
Produk domestik bruto tumbuh 4,94% per tahun pada kuartal Juli-September, di bawah perkiraan para ekonom sebesar 5,05% dan 5,17% pada kuartal kedua.
Para ekonom memperkirakan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini akan melemah tahun ini karena banyaknya kenaikan suku bunga dalam negeri, jatuhnya harga komoditas, dan melemahnya pertumbuhan global.
Untuk kuartal ini, pengeluaran untuk kampanye pemilu dan peningkatan anggaran kesejahteraan pemerintah baru-baru ini akan memberikan sedikit dukungan, kata Joshua Pardede, kepala ekonom di Bank Permata.
Pemerintah bulan lalu meluncurkan paket kebijakan yang mencakup pemotongan pajak bagi pembeli rumah, perpanjangan bantuan beras, dan bantuan uang tunai tambahan. Kandidat presiden dan partai politik akan mulai berkampanye untuk pemilihan umum pada 14 Februari akhir bulan ini.
Pardede memperkirakan pertumbuhan setahun penuh pada tahun 2023 sebesar 5,07%, sedikit di bawah perkiraan pemerintah sebesar 5,1%.
Bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada tahun 2022 – tingkat tertinggi dalam sembilan tahun ketika Indonesia yang kaya sumber daya mendapat manfaat dari lonjakan komoditas global.
Pada periode Juli-September, kontraksi ekspor semakin dalam menjadi 4,26% dari 2,97% pada kuartal kedua, dengan belanja pemerintah juga menurun secara tahunan.
Pertumbuhan belanja rumah tangga, yang mewakili lebih dari separuh PDB, melambat menjadi 5,06% dari 5,22%.
Data menunjukkan bahwa sektor pertanian juga terhambat oleh kekeringan yang disebabkan oleh pola cuaca El Nino. Dampak El Nino diperkirakan mencapai puncaknya pada bulan Oktober.
Salah satu titik terang dalam rincian PDB datang dari investasi, yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,77% pada kuartal ketiga, dibandingkan 4,63% pada kuartal kedua.
Berdasarkan penyesuaian non-musiman kuartal-ke-kuartal, PDB Indonesia meningkat 1,6%, di bawah ekspektasi pertumbuhan sebesar 1,71%.