Mata Uang Berisiko Menguat, Manfaatkan Pelemahan Dolar AS
Pasar mata uang berisiko menguat selama sesi perdagangan Rabu (9/2), memanfaatkan pelemahan Dolar ditengah penguatan imbal hasil obligasi AS dan kegelisahan pasar jelang laporan Inflasi Konsumen AS yang akan dirilis pada Kamis (10/2).
Investor nampak sangat mengantisipasi data kunci inflasi AS pada pekan ini karena terfokus pada keputusan kenaikan suku bunga pada Maret mendatang. Sepanjang sesi perdagangan Rabu (9/2), Dolar diperdagangkan melemah sebanyak 5 poin atau 0.05% berakhir pada level 95.56, setelah sempat melemah hingga serendah 95.38.
Dipasar matauang utama rival Dolar, EUR/USD ditutup menguat sebanyak 7 poin atau 0.06% berakhir pada level 1.1420, etelah semapt uji tertinggi 1.1447. GBP/USD berakhir menlemeah sebanyak 11 poin atau 0.08% berakhir pada level 1.3533, setelah sempat uji tertinggi pada 1.3589.
Sterling sempat menguat terhadap dolar pada hari Rabu ditengah tingginya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Of England yang lebih lanjut. Beberapa Investor masoh melihat kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25bps pada pertemuan Maret mendatang dan setidaknya .kenaikan lebih lanjut hingga 125 bps hingga Desember 2022.
Memasuki sesi perdagangan Kamis (10/2) pasar matauang diperkirakan akan diperdagangkan cukup volatile jelang rilis laporan inflasi AS yang akan dirilis pada malam ini pukul 20:30 WIB bersamaan dengan laporan Mingguan Klaim Pengangguran AS.
