Ancaman Resesi di Depan Mata, Dolar Naik Tajam
Indeks Dolar Amerika diperdagangkan menguat tajam selama sesi perdagangan Kamis (9/6). Diperdagangkan mencapai 103 setelah pasar kembali berburu safehaven ditengah ancaman resesi global, terlebih setelah laporan data ekonomi AS dirilis dengan hasil yang mengecewakan.
Hingga akhir sesi perdagangan Amerika semalam, Dolar ditutup menguat sebanyak 75 poin atau 0.73% berakhir pada level 103.31, setelah sempat uji tertinggi 103.37 dan terendah 102.14. Dalam klaim pengangguran AS menunjukkan bahwa jumlah klaim mingguan meningkat sebanyak 229K, lebih tinggi dari perkiraan pada 210K.
Negatifnya data tenaga kerja mingguan AS semakin memperburuk prospek resesi Amerika dan Negara lainnya yang harus terus melakukan pengetatan pada kebijakan moneter untuk menjaga inflasi kembali melemah dan sektor tenaga kerja tetap kuat.
Matauang
Pasangan matauang EUR/USD menjadi sorotan selama sesi perdagangan Kamis (9/6) setelah pertemuan ECB yang menetapkan suku bunga acuan tetap pada level 0.00% dan mengatakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Juli sebesar 25 bps. Euro sempat menguat uji tertingginya pada 1.0773 paska pengumuman.
Sayangnya, kenaikan terbatas dan Euro kehilangan momentum dan ditutup anjlok sebanyak 98 poin atau 1.34% berakhir pada level 1.0616 karena imbal hasil obligasi Jerman mencapai tertinggi baru dalam 3 tahun pada kisaran 1,46%.
Sterling terkoreksi untuk hari kedua berturut-turut, setelah mencapai level tertinggi pada 1.2558 disesi perdagangan Asia. GBP/USD jatuh karena prosepek suram ekonomi Inggris dan respon pasar terhadap ECB yang bersiap untuk menaikkan suku bunga yang akan dilakukan secara bertahap.
GBP/USD ditutup melemah sebanyak 41 poin atau 0.33% berakhir pada level 1.2492. USD/JPY ditutup naik tipis sekitar 13 poin atau 0.10% berakhir pada level 134.37, setelah sempat terkoreksi ke level 133.18.
Emas
Harga emas terus mempertahankan posisinya pada kisaran yang sempit sejak awal pekan, meski dolar diperdagangkan melonjak tajam kembali ke level 103. Emas sebagai aset yang sama-sama dilirik sebagai safehaven ditengah prospek suram resesi global mendorong emas bertahan diatas $1,840.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah sekitar $4.99 atau 0.27% berakhir pada level $1,847.95 per ons, setelah sempat uji terendah Kamis (9/6) pada $1,839. Emas berjangka kontrak Agustus ditutup melemah sekitar $3.70 atau 0.20% berakhir pada level $1,852.80 per ons di Divisi Comex.
Sejauh ini, prospek negatif pada harga emas masih sangat terlihat mengingat rencana kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Fed pada pekan depan. Pasar emas dan global akan terfokus pada laporan Inflasi Amerika yang akan dirilis malam ini pukul 19:30 WIB.
Sepanjang sesi perdagangan hari ini, data lainnya yang akan cukup menjadi sorotan investor adalah laporan Inflasi China pada pukul 8:30 WIB pagi ini, dan Pertemuan Bank Sentral Rusia (CBR) pada pukul 17:30 WIB sore nanti.