Nilai Investasi Asing Langsung Indonesia Q3 Naik 63,6 Persen y/y
Investasi asing langsung di Indonesia naik 63,6% secara tahunan pada kuartal ketiga dalam rupiah, menteri investasi mengatakan pada hari Senin, didorong terutama oleh pengembangan pengolahan sumber daya.
Bahlil Lahadalia mengatakan tren investasi di industri pengolahan karena pembangunan smelter sebagai bagian dari strategi Indonesia untuk memberikan nilai lebih pada mineralnya.
Nilai FDI pada Q3 mencapai 168,9 triliun rupiah ($10,83 miliar), kata Bahlil, dengan Singapura, China dan Jepang sebagai sumber terbesar.
Data tersebut tidak termasuk investasi di sektor perbankan dan minyak dan gas di Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
“Saya berharap FDI pada kuartal berikutnya juga akan tumbuh di atas 50% karena industri akan mencoba untuk menyelesaikan target investasi tahun ini pada kuartal terakhir,” katanya dalam konferensi pers.
Bahlil meyakini perlambatan ekonomi di salah satu mitra terbesarnya, China, tidak akan mempengaruhi aliran investasi ke Indonesia, karena stabilitas politik Beijing.
Investasi dari China ke Indonesia pada periode Q3 mencapai $1,6 miliar, di bawah Singapura sebesar $3,8 miliar, menurut data kementerian.
Termasuk dari dalam negeri, total investasi selama periode tersebut melonjak 42,1% dari Juli-September 2021 menjadi Rp 307,8 triliun, didorong oleh kenaikan investasi di sektor manufaktur, transportasi, dan pertambangan.
Peraturan tentang insentif bagi investor di ibu kota baru senilai $ 32 miliar, yang disebut “Nusantara”, diharapkan akan selesai bulan ini, kata Bahlil.
Peraturan tersebut diharapkan mencakup berbagai insentif, seperti keringanan pajak selama 30 tahun.
Bahlil mengatakan beberapa negara, seperti China, Korea Selatan dan beberapa negara Eropa, telah berjanji untuk berinvestasi di Nusantara, meskipun ia tidak dapat memberikan rincian jumlah yang diusulkan.
($1 = 15.590.000,00 rupiah)