Minyak Naik karena Dolar AS Melemah Meskipun Kekhawatiran Permintaan Masih Ada
Harga minyak naik pada hari Selasa karena dolar AS melemah terhadap mata uang utama tetapi kenaikan dibatasi oleh kekhawatiran perlambatan pertumbuhan permintaan bahan bakar global di tengah data ekonomi bearish dari ekonomi pengimpor minyak utama seperti China.
Patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 27 sen menjadi $93,53 per barel pada 0415 GMT, setelah jatuh 0,3% di sesi sebelumnya. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Desember naik 36 sen menjadi $84,94 per barel, setelah sebelumnya turun 0,6%.
Indeks dolar AS beringsut lebih rendah di awal perdagangan, membuat minyak dalam mata uang dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan membantu mendorong harga lebih tinggi.
Namun, tanda-tanda ketidakpastian aktivitas ekonomi di Amerika Serikat dan China, dua konsumen minyak terbesar dunia, membatasi kenaikan.
“Harga intraday berayun ke samping, Brent dan WTI berjangka terjebak dalam kisaran yang relatif sempit sejak Kamis,” kata Vandana Hari, pendiri penyedia analisis pasar minyak Vanda Insights.
Fundamental penawaran dan permintaan sebagian besar tetap stabil, meninggalkan sentimen ekonomi di panggung utama untuk pasar minyak, tambah Hari.
“Sebagian besar prospek permintaan yang memburuk telah terjadi, sehingga tekanan ke bawah lebih lanjut mungkin bertindak lambat,” katanya.
Aktivitas bisnis A.S. mengalami kontraksi untuk bulan keempat di bulan Oktober, dengan produsen dan perusahaan jasa mengatakan dalam survei bulanan S&P Global terhadap manajer pembelian yang diterbitkan pada hari Senin bahwa permintaan klien turun. Fundamental pasokan dan permintaan sebagian besar tetap stabil, meninggalkan sentimen ekonomi di pusat- panggung untuk pasar minyak, tambah Hari.
“Sebagian besar prospek permintaan yang memburuk telah terjadi, sehingga tekanan ke bawah lebih lanjut mungkin bertindak lambat,” katanya.
Aktivitas bisnis A.S. mengalami kontraksi untuk bulan keempat di bulan Oktober, dengan produsen dan perusahaan jasa mengatakan dalam survei bulanan S&P Global terhadap manajer pembelian yang diterbitkan pada hari Senin bahwa permintaan klien turun.
Persediaan minyak mentah AS juga diperkirakan akan meningkat minggu ini, yang dapat membatasi kenaikan harga. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata bahwa persediaan minyak mentah naik 200.000 barel dalam seminggu hingga 21 Oktober.
Analis memperkirakan stok bensin (USOILG=ECI) turun sekitar 1,2 juta barel dan persediaan distilat (USOILD=ECI), yang meliputi solar dan minyak pemanas, diperkirakan turun 1,1 juta barel pekan lalu.