Dolar Menguat, Investor Tunggu Signal Kebijakan Trump
Indeks Dolar AS menyelesaikan perdagangan akhir pekan dengan kenaikan yang cukup signifikan ditengah spekulasi kebijakan moneter Trump setelah menjadi Presiden AS.
Dolar AS kembali menguat meskipun the Fed baru saja memangkas suku bunga acuan sebesar 25bps pada pertemuan Jumat dini hari. Hal ini terjadi karena beberapa kebijakan Trump dianggap rawan inflasi, yang akan memberikan tekanan pada bank sentral AS untuk menyesuaikan suku bunga secara bertahap.
Berdasarkan pantauan Fed Watch Tools, taruhan terhadap pemangkasan suku bunga pada akhir tahun menurun menjadi 64.6% dari 82.7%. Dimana selebihnya sebanyak 35.4% mengharapkan suku bunga tetap, naik dari probabilitas sebelumnya pada 17.1%.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai USD terhadap sekeranjang enam mata uang utama dunia diperdagangkan menguat sebanyak 60 poin atau 0.58% berakhir pada level 104.94, setelah diperdagangkan capai tertinggi 105.21 dan terendah 104.34.
Euro mengalami tekanan besar selama akhir pekan ditengah kekhawatiran seputar kekacauan politik Jerman.
Baru-baru ini, Kanselir Jerman Olaf Scholz memberhentikan menteri keuangannya dan tengah mencari kesepakatan mengenai tanggal untuk kemungkinan pemilihan umum ebih awal pada tahun depan.
Runtuhnya aliansi tiga arah Scholz mengakhiri pertikaian selama berbulan-bulan mengenai kebijakan anggaran dan arah ekonomi Jerman, dengan popularitas pemerintah yang merosot.
Berikut adalah posisi matauang pada penutupan perdagangan Jumat, 8 November 2024 pada pukul 05:00 WIB,
- AUDUSD : 0.65794 , -97 / -1.45%
- EURUSD : 1.07167 , -87 / -0.81%
- GBPUSD : 1.29192 , -66 / -0.51%
- NZDUSD : 0.59650 , -59 / -0.98%
- USDJPY : 152.596 , -32 / -0.21%
- USDCAD : 1.39090 , +51 / +0.37%
- USDCHF : 0.87539 , +32 / +0.36%
- USDCNH : 7.19520 , +504 / +0.71%
Emas
Harga emas terkoreksi selama sesi perdagangan akhir pekan lalu (8/11), melemah menyusul aksi profit taking karena minimnya data selama sesi perdagangan berlangsung.
Sementara itu, euforia kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika terus membebani harga emas dan terus mendorong indeks Dolar AS menguat karena prospek kebijakan moneter Trump yang dinilai akan mendorong inflasi lebih tinggi. Hal tersebut menarik spekulasi bahwa the Fed akan kembali menyesuaikan kebijakan moneternya.
Hingga akhir perdagangan Jumat (8/11), Harga emas (spot) mencatatkan kerugian sebesar $19.35 atau 0.72% berakhir pada level $2,685.01 per ons, setelah uji tertinggi $2,710 dan terendah $2,685.
Pada saat yang sama emas berjangka kontrak Desember diperdagangkan melemah sebanyak $11.00 atau 0.41% berakhir pada level $2,694.80 per ons di Divisi Comex, setelah uji tertinggi $2,717 dan terendah $2,687.
Perlu diperhatikan bahwa, secara teknikal harga emas memiliki potensi untuk kembali terkoreksi. Namun demikian gejolak geopolitik yang tidak stabil dapat merusak pola koreksi yang terjadi.
Baru-baru ini, ketegangan Israel-Iran dan Rusia-Ukraina kembali meningkat. Hal tersebut, dapat memicu pergerakkan luar biasa pada harga emas.
Minyak
Harga minyak dunia ditutup turun lebih dari 2% selama sesi perdagangan akhir pekan karena investor tak banyak bereaksi atas stimulus baru pemerintah Tiongkok.
Pada awal pekan ini, harga minyak berpotensi kembali melemah menyusul data ekonomi Tiongkok selama akhir pekan dirilis mengecewakan.
- China Consumer Price Index (YoY) came in at 0.3% below forecasts (0.4%) in October
- China Consumer Price Index (MoM) below expectations (-0.1%) in October: Actual (-0.3%)
- China Producer Price Index (YoY) below forecasts (-2.5%) in October: Actual (-2.9%)
Berikut adalah posisi harga minyak pada penutupan perdagangan Jumat, 8 November 2024 pada pukul 05:00 WIB,
- OIL (SPOT) : $70.16 , -$1.52 / -2.12%
- WTI : $70.38 , -$1.98 / -2.74%
- BRENT : $73.87 , -$1.76 / -2.33%
Sentimen
Pada perdagangan awal pekan ini, pasar akan sepi dari sentimen data ekonomi global. Pasar hanya akan terfokus pada perkembangan konflik geopolitik dunia. Hingga sepekan kedepan, pasar akan menantikan rangkaian data Inflasi Amerika.