Euro Runtuh Dari Tertinggi Enam Pekan, Paska ECB Naikkan Suku Bunga
Euro diperdagangkan melemah tajam pada perdagangan Kamis (27/10), menghentikan reli dalam 5 (lima) hari perdagangan berturut-turut setelah ECB memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 75bps menjadi 2.00% seperti yang sudah diantisipasi investor.
EUR/USD menyelesaikan perdagangan Kamis dengan kerugian sebanyak 120 poin atau 1.20% berakhir pada level 0.9963, setelah uji 1.10093 – tertinggi dalam enam pekan (13 September) dan terendah 0.9957. Dalam upaya ECB untuk menjinakkan inflasi yang mencapai level tertinggi sepanjang historis Eropa, ECB telah menaikan suku bunga dalam dua pertemuan berturut-turut.
Dalam Press Conference Presiden ECB, Christine Lagarde menegaskan kembali komitmen bank untuk melanjutkan kenaikan suku bunga, terlepas dari risiko penurunan ekonomi yang dapat menyebabkan tingkat pengangguran yang lebih tinggi.
Dolar
Penurunan pada sekeranjang matauang utama Dunia diperkuat oleh lonjakan Dolar setelah GDP AS dilaporkan menguat sebanyak 2.6% selama periode kuartal ke-3 tahun ini, lebih baik dari perkiraan pada 2.40% dan berbanding terbalik dengan data sebelumnya yang memcatatkan penurunan sebanyak 0.60% (P).
Indeks Dolar AS menyelesaikan sesi perdagangan Kamis (27/10) dengan keuntungan sebanyak 80 poin atau 0.7% berakhir pada level 110.49, setelah uji terendah 109.53 dan tertinggi 110.62.
GBP/USD menjadi pemain terburuk ke-2 setelah Euro, Pound terkoreksi sebanyak 66 poin atau 0.57% berakhir pada level 1.1562 terhadap Dolar. Sedangkan AUD/USD diperdagangkan melemah sebanyak 41 poin atau 0.64% berakhir pada level 0.6452, setelah uji tertinggi 0.6521 dan terendah 0.6425. Pasar Aussie, akan terfokus pada laporan Inflasi Produsen (PPI) Australia pagi ini pukul 7:30 WIB.
Yen Jepang berakhir menguat tipis, setelah sempat uji terendah 145.09 terhadap Dolar. USD/JPY ditutup melemah sebanyak 12 poin atau 0.08% berakhr pada level 146.24. Pertemuan Bank Sentral Jepang (BOJ) akan menjadi fokus Yen pagi ini. BOJ dilaporkan akan mengumumkan jumlah intervensi yang dilakukan pemerintah bersama BOJ dipasar Keuangan dalam dua pekan terakhir.
Emas
Harga Emas berakhir datar selama sesi perdagangan Kamis (27/10), terombang-ambing diantara kerugian dan keuntungan ditengah gejolak pasar keuangan. Investor nampak optimis dengan kenaikan suku bunga ECB dan berangsur bangkit karena prospek Fed untuk memperlambat trend kenaikan suku bunga semakin kuat, menyimak laporan GDP kuartal ke-3 Amerika yang dirilis sangat baik.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah tipis hanya sekitar $2.72 atau 0.16% berakhir pada level $1,661.68 per ons, setelah uji tertinggi $1,670 dan terendah $1,654. Sedangkan emas berjangka kontrak Desember ditutup melemah sebanyak $3.60 atau 0.22% berakhir pada level $1,665.60 per ons di Divisi Comex.
Dalam laporan terbaru, GDP AS dilaporkan meningkat sebanyak 2.60% selama periode Kuartal ke3 – lebih baik dari perkiraan dan data sebelumnya pada 2.40% (F) dan -0.60% (P). Klaim Pengangguran AS dilaporkan naik hanya sekitar 217K, lebih rendah dari perkiraan pada 220K. Sedangkan Durable Good Orders AS dilaporkan naik hanya sekitar 0.40% selama periode September, lebih rendah dari perkiraan investor pada 0.60%.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan akhir pekan (28/10), pasar global akan terfokus pada pertemuan Bank Sentral Jepang (BOJ) pada pukul 9:30 WIB, diikuti dengan serangkaian laporan Ekonomi dan Press Conference Kepala BOJ. Dalam pertemuan kali ini fokus utama pasar akan tertuju pada kebijakan moneter BOJ dan laporan skala intervensi yang dikabarkan telah dilakukan oleh BOJ dan Pemerintah dalam dua pekan terakhir.
Disesi perdagangan Amerika malam nanti, fokus pasar akan bergeser pada laporan PCE Price Index AS, Personal Income, dan Personal Spending AS pada pukul 19:30 WIB. Diikuti data Pending Home Sales dan Consumer Sentimen AS pada pukul 21:00 WIB.