Mahadana Mahadana
  • Home
  • Market News
    • Asia Market
    • US Market
    • Europe Market
  • Commodities
  • Currency
  • Daily Analysis
  • World
    • Economic Data
    • Global News
    • Business
Mahadana
 Fed Naikkan Suku Bunga 0,25% untuk Terus Tekan Inflasi setelah Lewatkan Bulan Juni
US Market

Fed Naikkan Suku Bunga 0,25% untuk Terus Tekan Inflasi setelah Lewatkan Bulan Juni

by admin_mab 27/07/2023 0 Comment

Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada dini hari tadi dan mengisyaratkan perlunya menekan inflasi tinggi lebih lanjut setelah melewatkan kenaikan bulan lalu.

Federal Open Market Committee, atau FOMC, komite penetapan suku bunga The Fed, menaikkan suku bunga acuan ke kisaran 5,25% hingga 5,5%.

Fed tetap buka opsi untuk menaikkan lagi, atau berhenti sejenak tahun ini

Ini adalah kenaikan suku bunga kesebelas dalam siklus ini, membawa suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun terakhir, ketua Federal Reserve Powell sangat ingin menjaga opsi kebijakan moneter bank sentral tetap fleksibel, dengan mengatakan bahwa kenaikan atau jeda akan dilakukan pada bulan September.

“Tentu saja ada kemungkinan kami akan menaikkan suku bunga lagi pada rapat September jika data mendukung, kata Powell. Ada kemungkinan bahwa kami akan memilih untuk mempertahankan tingkat suku bunga pada rapat tersebut… kami akan membuat penilaian yang cermat dalam rapat saya.”

Pernyataan ini membuka peluang untuk kenaikan suku bunga lagi di tahun ini, memberikan ruang yang cukup bagi The Fed untuk menyesuaikan kebijakan jika inflasi meningkat.

“Rapat The Fed kali ini adalah tentang fleksibilitas maksimum, memberi mereka kemampuan untuk melakukan kenaikan 25 bps lagi, tetapi tidak lebih dari itu,” kata Phillip Colmar, ahli strategi global di MRB Partners kepada Yasin Ebrahim dari Investing.com dalam wawancara pada hari Rabu.

“Fed telah merevisi pernyataan resesi, yang menurut saya sudah tepat, tetapi Fed menyatakan bahwa inflasi tidak akan turun ke target 2% hingga 2025, yang memberikan mereka fleksibilitas dalam beberapa bulan ke depan,” tambah Colmar.

Keengganan Powell untuk memberikan petunjuk lain tentang laju kenaikan suku bunga, membuat perkiraan pasar untuk kenaikan suku bunga bulan November hampir tidak berubah dari sebelum rapat di sekitar 40%, Jefferies mengatakan dalam sebuah catatan hari Rabu.

“Kami menduga Powell mungkin cukup senang dengan hal itu,” tambahnya.Anggota Fed abaikan potensi resesi menyusul data optimis baru iniKembalinya ke meja kenaikan suku bunga menyusul data terbaru yang menunjukkan ekonomi tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal pertama; pasar tenaga kerja mendingin pada bulan Juni; dan inflasi melambat lebih dari yang diharapkan.Tanda-tanda kekuatan ekonomi baru-baru ini telah membujuk anggota The Fed, yang menghasilkan perkiraannya sendiri terlepas dari perkiraan peserta FOMC, untuk membatalkan proyeksi bahwa ekonomi AS akan memasuki resesi tahun ini.

Anggota The Fed sekarang punya “perlambatan dan pertumbuhan yang nyata mulai tahun ini dalam perkiraan, tetapi mengingat ketahanan ekonomi baru-baru ini, mereka tidak lagi memperkirakan resesi,” tegas Powell pada dini hari dalam sebuah konferensi pers setelah keputusan kebijakan moneter.

Data terbaru indeks core personal consumption expenditures – yang tidak termasuk harga makanan dan energi, dan sangat diawasi oleh Fed sebagai ukuran yang lebih indikatif dari tekanan harga yang mendasarinya – naik 0,3% pada bulan Mei dari 0,4% dan melambat ke laju 4,6% secara tahunan dari 4,7% sebelumnya.

Perdebatan besar – Apakah disinflasi bersifat sementara atau akan terus berlanjut?

Dalam sebuah sinyal bahwa the Fed belum siap untuk menyatakan kemenangan atas inflasi, Powell mengatakan data yang menunjukkan perlambatan inflasi di bulan Juni disambut baik, tetapi itu “hanya satu laporan dalam data satu bulan.”

“Kami berharap inflasi akan mengikuti jalur yang lebih rendah, konsisten dengan angka IHK bulan Juni,” tambahnya. “Namun kita tidak tahu dan kita perlu melihat lebih banyak data”

Karena inflasi terus berada di atas target 2% Fed, ada banyak perdebatan mengenai apakah tanda-tanda perlambatan tekanan harga baru-baru ini, atau disinflasi, dapat bertahan, atau mungkin hanya sementara.

Mereka yang berada di kubu ‘disinflasi bersifat sementara’ melihat tekanan harga yang kuat di sektor jasa yang mengalami inflasi didukung oleh pasar tenaga kerja yang masih kuat, di mana upah riil tahunan meningkat untuk pertama kalinya sejak Maret 2021, sebagai risiko kenaikan inflasi.

“Berbeda dengan stabilisasi harga barang, inflasi harga jasa jauh lebih kuat. Produsen telah melihat puncak harga input mereka, tetapi bisnis sektor jasa terus menghadapi biaya tenaga kerja yang lebih tinggi,” kata Jefferies dalam sebuah catatan baru-baru ini.

Namun, pihak-pihak lain yakin bahwa disinflasi akan terus berlanjut, dan kemungkinan akan memaksa the Fed untuk menurunkan proyeksi inflasi.

Inflasi PCE inti berada di bawah proyeksi, Morgan Stanley mengatakan dalam sebuah catatan baru-baru ini, yang kemungkinan akan mengarah pada “penurunan proyeksi inflasi The Fed pada rapat September.”
Fed tetap bergantung pada data yang masuk

Perdebatan ini akan terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan, dan mendorong ekspektasi tentang apakah Fed akan menindaklanjuti proyeksi yang dirilis pada bulan Juni, untuk satu kali kenaikan lagi ketika kembali dari jeda musim panas pada bulan September.

Untuk saat ini, The Fed menegaskan bahwa mereka tetap waspada terhadap data ekonomi yang masuk untuk “menilai sikap kebijakan moneter yang tepat.”

Fed funds rate rill, yang menyesuaikan ekspektasi inflasi jangka pendek, saat ini berada di “wilayah yang sangat positif,” kata Powell, sembari menambahkan bahwa ia terus yakini bahwa AS dapat menghindari resesi.

Tags: fed Fed Tetap Buka Opsi Inflasi Kenaikan Suku Bunga Fed The Fed
Previous post
Next post

admin_mab

editor

Latest News
Currency

Dolar Menguat Mingguan Menjelang Pembicaraan Dagang AS dan Tiongkok

09/05/2025
Commodities

Emas Turun untuk Sesi Ketiga

09/05/2025
Asia Market

Bursa Melonjak di Jepang, Taiwan karena Optimisme Perdagangan Bitcoin Melonjak

09/05/2025
Currency

Dolar AS akan Menguat dalam Pembicaraan Perdagangan AS-Tiongkok

09/05/2025
US Market

Kedaluwarsa Opsi FX untuk 9 Mei Pukul 10 pagi di

09/05/2025
Related Market News
Europe Market

Poundsterling Menguat Bersama Aussie Saat Trump Membicarakan Kesepakatan

by admin_mab 08/05/2025

Poundsterling melonjak pada hari Kamis, membawa serta dolar Australia, setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan mengumumkan “kesepakatan dagang

dolar as
Currency

Dolar Naik, Fed Tetapkan Suku Bunga Tidak Berubah

by admin_mab 08/05/2025

Indeks Dolar AS bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan Rabu (7/5), menyusul keputusan Federal Reserves AS untuk mempertahankan suku bunga acuan

Currency

Dolar Menguat Terhadap Yen, Franc Swiss, Fed dan

by admin_mab 07/05/2025

Dolar AS menguat terhadap yen sebagai safe haven dan franc Swiss, sementara stabil terhadap euro karena investor menunggu hasil pertemuan

Mahadana Mahadana

Mahadana News

MahadanaNews.com sebagai website resmi PT Mahadana Asta Berjangka menyediakan informasi berdasarkan sumber yang terpercaya, namun tidak bertanggung jawab atas segala bentuk risiko atau kerugian yang dialami secara langsung atau tidak langsung atas keputusan yang diambil berdasarkan informasi tersebut.

PT. Mahadana Asta Berjangka adalah Pialang Berjangka yang memiliki ijin dan berada dibawah naungan Bappebti, merupakan anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Link Terkait

Tentang Kami
Produk Trading
Bursa Berjangka Jakarta
Kliring Berjangka Indonesia

Our Office

  • Axa Tower, Jakarta
  • Graha Aktiva, Jakarta
  • Pontianak, Kalimantan Barat

Download Trading Platform

© Copyright 2025. PT. Mahadana Asta Berjangka. All rights reserved.