Harga Emas Terus Melonjak Ditengah Keruntuhan Pasar Saham Global & Meningkatnya Konflik Timur Tengah
Pasar saham global terkoreksi tajam selama sesi perdagangan akhir pekan (20/11), menyusul pelemahan pasar obligasi global dan perilaku Investor yang mengambil sikap hati-hati ditengah meningkatnya ketakutan terhadap konflik Israel-Hamas yang emakin meluas dan memburuk.
Dipasar Asia, sentimen pasar semakin memburuk menyusul kekhawatiran investor terhadap sektor properti Tiongkok.
- NIKKEI : 31,259.36 , -171.26 / -0.54%
- HSI : 17,142.00 , -112.00 / -0.65%
- SSEC : 2,983.06 , -22.33 / -0.74%
Pasar saham Eropa anjlok dan mencatatkan penurunan minggu terbesar sejak tujuh bulan terakhir karena kekhwatiran yang sama.
- DAX30 : 14,798.47 , -246.76 / -1.64%
- FTSE100 : 7,402.14 , -97.39 / -1.30%
- CAC40 : 6,816.22 , -105.15 / -1.52%
Sementara itu, pasar saham AS berakhir dizona merah – berada dibawah tekanan karena prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserves AS dan kekhawatiran atas konflik Timur Tengah.
- Dow Jones : 33,127.28 , -286.89 / -0.86%
- S&P 500 : 4,224.16 , -53.84 / -1.26%
- Nasdaq : 12,983.81 , -202.36 / -1.53%
Emas
Harga emas kembali catatkan level tertinggi baru selama sesi perdagangan Jumat (20/11), dan terus mendapatkan dukungan safehaven utama karena konflik yang berkepanjang di Gaza. Dipasar berjangka, harga emas diperdagangkan melampaui $2.000 per ons. Melemahnya imbal hasil obligasi dan Dolar AS juga turut memberikan bahan bakar lebih untuk Emas naik lebih tinggi.
Emas berjangka kontrak Desember berakhir menguat sebanyak $7.70 atau 0.39% pada level $1,994.40 per ons, setelah capai tertinggi $2,009 dan terendah $1,983 di Divisi Comex. Sedangkan harga emas spot, berakhir menguat sebanyak $6.67 atau 0.34% pada level $1,980.73 per ons, setelah capai tertinggi $1,997 dan terendah $1,971.
Matauang
Indeks Dolar AS berakhir sedikit lebih lemah selama sesi perdagangan Jumat (20/19), setelah mencoba mencapai tertinggi 106.42, namun gagal bertahan lebih lama karena aksi jual besar-besar dipasar obligasi pemerintah AS sehingga mendorong yield turun dari level tertinggi sejak 2007.
Pasar bahkan mengabaikan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserves AS karena inflasi yang kembali naik dan menekan pemulihan ekonomi negara tersebut.
Hingga akhir perdagangan Jumat (20/11), Dolar ditutup turun sekitar 8 poin atau 0.08% pada level 106.16, setelah capai tertinggi 106.42 dan terendah 106.07. Yen Jepang diperdagangkan datar karena investor terus berhati-hati terhadap kemungkinan intervensi yang akan dilakukan oleh Bank of Japan ketika USD/JPY mencapai diatas 150.
Disisi lain, sekelompok matauang berisiko rival utama Dolar berakhir campuran karena ketidakpastian kondisi ekonomi global atas dampak berkepanjangan konflik yang terjadi di Timur Tengah yang mendorong harga minyak melonjak tajam dan semakin membuat inflasi tak terkendali.
- AUDUSD : 0.6311 , -15 / -0.24%
- EURUSD : 1.0592 , +12 / +0.11%
- GBPUSD : 1.2162 , +21 / +0.17%
- NZDUSD : 0.5825 , -23 / -0.39%
- USDJPY : 149.83 , +5 / +0.04%
- USDCAD : 1.3712 , -6 / -0.04%
- USDCHF : 0.8921 , +7 / +0.08%
- USDCNH : 7.3217 , -103 / -0.14%
Minyak
Harga minyak berakhir melemah setelah bergejolak dikisaran $87 – $89 per barel. Pelemahan yang terjadi nampaknya hanya sesaat karena ketegangan di Timur Tengah terus meningkat dan dikhawatirkan dapat mengganggu pasokan minyak global.
- OIL (SPOT) : $88.03 , -$0.92 / -1.03%
- WTI : $88.08 , -$1.18 / -1.32%
- BRENT : $92.16 , -$0.22 / -0.24%
Sentimen
Konflik Israel-Hammas masih akan menjadi fokus utama pasar global pada pekan ini dan konflik diperkirakan masih akan terus memanas karena sikap Israel yang disampaikan masih akan terus melancarkan serangannya di wilayah Gaza.
Dari rangkaian data ekonomi minggu ini, Pasar global akan terfokus pada Laporan Manufacturing PMI Eropa, Inggris hingga AS sepanjang minggu, Kesaksian Kepala Federal Reserves AS Jerome Powell dan pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis (26/11), dan Laporan Inflasi PCE AS pada Jumat (27/11).