Harga Minyak Naik Lebih Tinggi karena Pasokan yang Ketat, Ekspektasi Permintaan yang Lebih Kuat
Harga minyak naik pada hari Rabu, didukung oleh pasokan yang ketat dan prospek permintaan yang meningkat dari awal musim mengemudi musim panas mendatang di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar dunia.
Minyak mentah berjangka Brent untuk Juli naik 44 sen, atau 0,4%, menjadi $114,00 per barel pada 0619 GMT. Brent berjangka naik 0,1% pada hari Selasa dan naik untuk hari kelima.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Juli naik 51 sen, atau 0,5%, menjadi $ 110,28 per barel. Kontrak tersebut turun 52 sen pada hari Selasa.
Permintaan bahan bakar yang diharapkan akhir pekan ini muncul dalam data inventaris AS. Persediaan bensin negara itu turun 4,2 juta barel pekan lalu, sumber pasar mengatakan Selasa, mengutip angka American Petroleum Institute.
Stok sulingan juga turun 949.000 barel, kata sumber tersebut, sementara stok minyak mentah AS naik 567.000 barel.
Data dari pemerintah AS tentang stok akan dirilis pada hari Rabu. Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah dan bensin AS turun pekan lalu, sementara stok sulingan terlihat naik.
Di China, importir minyak terbesar dunia, Beijing memperketat jaring COVID-19, sementara di Shanghai pihak berwenang berencana untuk mempertahankan sebagian besar pembatasan bulan ini, sebelum pencabutan lebih lengkap dari penguncian dua bulan mulai 1 Juni.
“Harga minyak naik karena sentimen risiko tampaknya pulih dari ketakutan resesi baru-baru ini, dengan China secara bertahap melonggarkan penguncian dan langkah-langkah stimulus yang diambil oleh Beijing,” kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.