Harga Minyak Sedikit Berubah karena Faktor Fundamental Membebani Premi Risiko Geopolitik
Harga minyak sedikit berubah di perdagangan Asia pada hari Rabu karena lemahnya permintaan dan pemulihan pasokan membatasi reaksi pasar terhadap meningkatnya risiko geopolitik.
Kontrak bulan depan bulan Maret untuk minyak mentah Brent naik tipis 5 sen menjadi $79,60 per barel pada 01.38 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 7 sen menjadi $74,44 per barel.
“Permintaan yang lemah di tengah risiko pasokan yang sedang berlangsung membuat minyak mentah berada dalam kisaran yang ketat,” kata analis ANZ dalam catatan kliennya.
Kontrak bulan cepat untuk minyak mentah Brent diperdagangkan dengan harga premium 42 sen pada bulan berikutnya karena ketegangan geopolitik mendorong permintaan pasokan jangka pendek.
Koalisi 24 negara yang dipimpin oleh AS dan Inggris melancarkan serangan baru terhadap pejuang Houthi di Yaman pada hari Selasa. Serangan itu bertujuan menghentikan serangan Houthi terhadap perdagangan global, kata Inggris dalam pernyataan bersama.
AS mengatakan Houthi yang didukung Iran telah melancarkan 26 serangan sejak akhir November terhadap pelayaran komersial di Laut Merah, jalur pelayaran yang digunakan oleh sekitar 12% perdagangan minyak global sebelum serangan tersebut.
AS juga melakukan serangan terhadap milisi yang terkait dengan Iran di Irak pada hari Selasa, menyusul serangan terhadap pangkalan udara Irak yang melukai pasukan AS.
Namun berita bahwa Libya telah memulai kembali ekspor minyak dan pasokan AS mulai pulih dari kenaikan harga yang terbatas pada cuaca dingin baru-baru ini, kata analis ANZ.
Ladang minyak Sharara yang berkapasitas 300.000 barel per hari di Libya dimulai kembali pada 21 Januari setelah jeda terkait protes sejak awal Januari.
Di AS, negara bagian North Dakota, negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga, kembali mengoperasikan sejumlah produksi minyaknya setelah gangguan terkait cuaca, kata otoritas saluran pipa di negara bagian tersebut. Namun produksinya masih turun sebanyak 300.000 barel per hari (bph). Pada pertengahan Januari, produksi melemah sebanyak 425.000 barel per hari karena cuaca dingin ekstrem.