IHK Kuartal Keempat di Selandia Baru Naik 0,5 Persen Per Kuartal
Inflasi konsumen Selandia Baru sejalan dengan ekspektasi pada kuartal keempat dan meskipun terus bergerak menuju kisaran target bank sentral sebesar 1% hingga 3%, inflasi domestik tetap tinggi.
Inflasi tahunan sebesar 4,7% pada kuartal keempat, lebih lambat dari 5,6% pada kuartal ketiga, Statistik Selandia Baru mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu. Saat ini berada pada level terendah sejak pertengahan tahun 2021.
Indeks harga konsumen naik 0,5% kuartal ke kuartal, lebih lambat dibandingkan kenaikan 1,8% pada kuartal ketiga. Data tersebut sesuai dengan ekspektasi ekonom dalam jajak pendapat Reuters dan tidak ada reaksi pasar.
Pendorong utama inflasi tahunan adalah makanan, alkohol dan tembakau serta perumahan dan utilitas rumah tangga, Badan Statistik Selandia Baru mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Para ekonom mencatat bahwa inflasi non-tradeable, sebesar 5,9%, masih terlalu tinggi dan dapat menimbulkan kekhawatiran bagi bank sentral.
“Perbedaan antara komponen inflasi domestik dan impor membantu menggambarkan kekhawatiran besar yang coba diseimbangkan oleh RBNZ,” kata ekonom senior Westpac, Satish Ranchhod.
Dia menambahkan data tersebut memberikan gambaran “inflasi yang lebih rendah” namun bukan “inflasi rendah” dimana inflasi dalam negeri masih lebih tinggi dari perkiraan bank sentral.
“Penurunan suku bunga tidak akan dilakukan dalam waktu dekat,” kata Ranchhod.
Reserve Bank of New Zealand menaikkan suku bunga kebijakannya menjadi 5,5% pada pertengahan tahun 2023 dari rekor terendah sebesar 0,25% pada Oktober 2021 untuk mencoba meredam tekanan inflasi.
Suku bunga telah ditahan karena bank sentral menunggu suku bunga yang lebih tinggi untuk mempengaruhi perekonomian dan menurunkan inflasi. Bank sentral memperkirakan pada bulan November bahwa inflasi kuartal keempat akan sebesar 5,0% dan tingkat inflasi akan kembali ke kisaran target pada paruh kedua tahun 2024.