
Jelang FOMC, Harga Emas Merosot Lagi
Harga emas merosot selama sesi perdagangan akhir pekan ditengah keberlanjutan inflasi AS jelang pertemuan FOMC Kamis dini hari mendatang, sehingga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS menguat selama dua hari terakhir.
Signal penug ketidakpastian tentang kelangsungan kebijakan moneter AS mendorong investor meninggalkan Emas meskipun harapan pemangkasan suku bunga the Fed bertahan diatas 90%.
Perdasarkan pantauan Fed Watch Tools, ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed naik menjadi 96.0% dari 86.0% seminggu lalu.
Hingga akhir penutupan perdagangan Jumat (13/12) pada pukul 05:00 WIB, Harga Emas mencatatkan kerugian sebesar $32.91 atau 1.23% berada pada level $2,647.51 per ons, setelah capai tertinggi $2,692 dan terendah $2,645.
Pada saat yang sama emas berjangka kontrak Februari, sebagai kontrak teraktif saat ini diperdagangkan melemah sebanyak $33.60 atau 1.24% berada pada kisaran $2,675.80 per ons, setelah capai tertinggi $2,716 dan terendah $2,663 di Divisi Comex.
Meskipun ditutup melemah pada perdagangan Jumat (13/12), namun harga emas masih menyisakan kenaikan mingguan lebih dari setengah persen.
Dipasar komoditas lainnya, Harga minyak mentah Dunia diperdagangkan menguat tajam mencapai level tertinggi dalam tiga pekan.
Kenaikan pada harga minyak dipicu oleh ekspektasi bahwa sanksi tambahan terhadap Rusia dan Iran dapat memperketat pasokan. Sentimen tersebut mendorong harga minyak bersamaan dengan harapan penurunan suku bunga di Eropa dan AS yang diharapakan dapat meningkatkan ekonomi sehingga meningkatkan permintaan bahan bakar.
Berikut adalah posisi harga minyak pada penutupan perdagangan Juamt, 13 Desember 2024 pada pukul 05:00 WIB,
- OIL (SPOT) : $70.58 , +$1.00 / +1.44%
- WTI : $71.29 , +$1.27 / +1.81%
- BRENT : $74.49 , +$1.08 / +1.47%
Dolar
Dolar AS berakhir datar pada hari Jumat (13/12), setelah sebelumnya mencoba rebound dari sesi terendah hariannya menyusul kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai USD terhadap sekeranjang mata uang, ditutup dengan kerugian sebesar 3 poin atau 0.3% berada pada level 106.99, setelah capai tertinggi 107.19 dan terendah 106.72.
Disisi lain, matauang Pound melemah terhadap dolar setelah data GDP Inggris menunjukkan kontraksi tak terduga dalam ekonomi Inggris pada bulan Oktober, sehingga meningkatkan ekspektasi investor tentang ekspektasi pemotongan suku bunga yang lebih cepat oleh Bank of England di tahun depan. Pekan ini, Bank of England diharapkan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
- GBP GDP (MoM) (Oct), -0.1% (A) vs. 0.1% (F) vs. -0.1% (P)
- GBP GDP (YoY) (Oct), 1.3% (A) vs. 1.6% (F) vs. 1.0% (P)
- GBP Industrial Production (YoY) (Oct), -0.7% (A) vs. 0.2% (F) vs. -1.8% (P)
- GBP Industrial Production (MoM) (Oct), -0.6% (A) vs. 0.3% (F) vs. -0.5% (P)
- GBP Manufacturing Production (MoM) (Oct), -0.6% (A) vs. 0.2% (F) vs. -1.0% (P)
Pasangan USD/JPY bergerak lebih tinggi pada hari Jumat (13/12) menyusul berkurangnya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Jepang minggu depan.
Berikut adalah posisi matauang pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Desember 2024 pada pukul 05:00 WIB,
- AUDUSD : 0.63579 , -9 / -0.14%
- EURUSD : 1.05008 , +35 / +0.34%
- GBPUSD : 1.26189 , -52 / -0.41%
- NZDUSD : 0.57591 , -7 / -0.12%
- USDJPY : 153.629 , +100 / +0.66%
- USDCAD : 1.42326 , +14 / +0.10%
- USDCHF : 0.89251 , +4 / +0.04%
- USDCNH : 7.27240 , +26 / +0.04%
Sentimen
Pada Senin (13/12), rangkaian data Manufaktur PMI & Service PMI Jeoang, Negara-negara Eropa dan Amerika akan menjadi pengggerak pasar.
Hingga sepekan kedepan, Pertemuan Bank Sentral Amerika , Inggris , Jepang dan Tiongkok akan mewarnai berita pasar.