Minim Data, Emas Turun Dari Level Tertinggi Sepanjang Masa
Harga merosot dari level tertinggi baru sepanjang masa yang baru saja dicapai pada hari yang sama karena aksi profit taking menyusul sikap hati-hati investor mendengarkan serangkaian press konference member the Fed.
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, Wakil Ketua Michel Barr, dan Wakil Ketua Philip Jefferson menegaskan bahwa kebijakan penetapan suku bunga bersifat restriktif dan akan memakan waktu cukup lama sebelum mereka dapat yakin bahwa inflasi akan mencapai 2%.
Sebelumnya, selama sesi perdagangan Asia hingga awal Eropa, harga emas melonjak mencapai level tertinggi baru pada $2,450 per ons karena meningkatnya permintaan safehaven menyusul kabar duka insiden yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi, serta tokoh politik terkenal lainnya dari Iran dalam kecelakaan helikopter di bagian utara negara tersebut.
Meningalnya Presiden Iran memicu kekhawatiran tentang stabilitas politik dan geopolitik Negara tersebut. Termasuk meningkatkan ketidakpastian di kawasan yang sudah memanas akibat konflik Israel-Hammas.
Kenaikan harga emas semakin menjadi-jadi, terlebih setelah pelaku pasar memperhatikan pertemuan antara Presiden Rusia Putin dan Presiden Tiongkok Xi selama kunjungan Putin baru-baru ini ke Beijing. Beberapa melihat bahwa pertemuan berpotensi memicu tentang konflik perang dagang AS-China.
Hingga akhir perdagangan Senin (20/5), harga emas (spot) berakhir menguat sebanyak $10.99 atau 0.46% berakhir pada level $2,425.10 per ons, setelah capai tertinggi $2,450 dan terendah $2,407.
Pada saat yang sama, Emas berjangka kontrak Juni sebagai kontrak teraktif saat ini, diperdagangkan menguat sebanyak $21.2p atau 0.87% berada pada level $2,438.50 per ons, setelah capai tertinggi $2,454 dan terendah $2,411 di Divisi Comex.
Matauang
Indeks Dolar AS bergerak datar selama sesi perdagangan awal pekan (20/5) minimnya data dan keseimbangan pasar atas permintaan safehaven dan spekulasi tentang pemangkasan suku bunga the Fed – mendorong Dolar tetap stabil.
Hingga akhir perdagangan Senin (20/5), Dolar AS mencatatkan kenaikan hanya sekitar 15 poin ataun 0.14% berakhir pada level 104.62, setelah capai tertinggi 104.65 dan terendah 104.40.
Tak banyak yang mempengaruhi pergerakkan pasar matauang global, secara keseluruhan pasar hanya memperhatikan politik Iran karena minimnya data. Sejauh apa yang terlihat, sekeranjang matauang berisiko bergerak melemah merespon penguatan moderat Dolar AS.
Berikut adalah posisi pasar matauang utama pada penutupan perdagangan Senin (20/5),
- AUDUSD : 0.66667 , -25 / -0.38%
- EURUSD : 1.08568 , -10 / -0.09%
- GBPUSD : 1.27059 , +6 / +0.04%
- NZDUSD : 0.61050 , -28 / -0.46%
- USDJPY : 156.248 , +58 / +0.37%
- USDCAD : 1.36237 , +14 / +0.11%
- USDCHF : 0.91049 , +16 / +0.18%
- USDCNH : 7.24190 , +132 / +0.18%
Minyak
Harga minyak mentah dunia berakhir melemah pada perdagangan awal pekan (20/5), setelah sempat menguat mencapai tertinggi $80 per barel.
Dorongan naik pada harga minyak terjadi setelah sebuah helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian jatuh dan menyebabkan seluruh korban meninggal dunia.
Peristiwa terjadi ketika Iran bersiap untuk melakukan pemungutan suara untuk memilih presiden baru. Pemilu federal di Iran diperkirakan akan diadakan dalam 50 hari ke depan.
Berikut adalah posisi pasar minyak dunia pada penutupan 20 Mei 2024,
- OIL (SPOT) : $79.07 , -$0.34 / -0.43%
- WTI : $79.30 , -$0.28 / -0.35%
- BRENT : $83.71 , -$0.27 / -0.32%
Sentimen
Selama perdagangan Selasa (21/5), tidak banyak data yang akan menjadi pusat perhatian pasar. Di sesi Asia, pasar akan mendengarkan pembacaan Risalah Pertemuan Reserve Bank of Australia (RBA).
Tidak ada data selama sesi Eropa hingga Amerika, namun pasar akan mendengarkan banyak kesaksian member-member FOMC selama sesi malam nanti.