Minyak Naik karena Tiongkok, Data Ekonomi AS dan OPEC+ Memangkas Ekspektasi
Harga minyak naik di perdagangan pagi Asia pada hari Senin, karena sentimen pasar didukung oleh data ekonomi Tiongkok dan AS yang positif, serta ekspektasi pengurangan pasokan minyak mentah dari produsen utama.
Minyak mentah Brent naik 17 sen, atau 0,2%, menjadi $88,72 per barel pada 0015 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 25 sen, sekitar 0,3%, menjadi $85,80.
Pergerakan harga naik yang berkelanjutan terjadi setelah kedua kontrak ditutup pada level tertinggi dalam lebih dari setengah tahun pada minggu lalu, mematahkan penurunan dua minggu berturut-turut.
Dari sisi permintaan, aktivitas manufaktur Tiongkok secara tak terduga meningkat pada bulan Agustus, seperti yang ditunjukkan oleh data survei PMI manufaktur Caixin, yang mengarah pada pembaruan optimisme mengenai kesehatan ekonomi negara importir minyak terbesar di dunia tersebut.
Serangkaian langkah dukungan ekonomi yang diumumkan oleh Beijing pekan lalu, seperti penurunan suku bunga deposito di beberapa bank milik negara terbesar di negara tersebut dan pelonggaran aturan peminjaman bagi pembeli rumah, juga telah mendukung harga.
Namun, para investor terus menunggu langkah-langkah yang lebih substansial untuk menopang sektor properti yang terpuruk, yang telah menjadi salah satu hambatan utama bagi perekonomian Tiongkok sejak bangkit dari pandemi ini.
Di AS, data ketenagakerjaan lebih tinggi dari perkiraan pada hari Jumat, dengan nonfarm payrolls meningkat sebesar 187.000 pekerjaan pada bulan lalu.
Mendinginnya pasar tenaga kerja AS, seperti terlihat pada melambatnya pertumbuhan lapangan kerja, mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve dalam waktu dekat, kata para analis.
Ekspektasi pengetatan pasokan minyak meningkat setelah pernyataan Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada hari Kamis bahwa Rusia telah sepakat dengan mitranya di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengenai parameter pengurangan ekspor yang berkelanjutan. Pengumuman resmi dengan rincian rencana pemotongan diperkirakan akan diumumkan pada minggu ini.
Rusia telah mengatakan akan memangkas ekspor sebesar 300.000 barel per hari (bph) pada bulan September, menyusul pemotongan 500.000 bph pada bulan Agustus. Arab Saudi juga diperkirakan akan melanjutkan pemotongan sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga bulan Oktober.