
Nilai Tukar Mata Uang Asia Menguat, Yen Melonjak karena Permintaan Safe Haven di Tengah Kekhawatiran Tarif AS
Sebagian besar mata uang Asia menguat pada hari Kamis yang dipimpin oleh penguatan yen Jepang, karena dolar AS sedikit melemah di tengah ketidakpastian seputar ancaman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump dan prospek suku bunga Federal Reserve.
Indeks Dolar AS turun 0,2% dalam jam perdagangan Asia, sementara Indeks Dolar Berjangka juga melemah.
Yen Jepang menguat karena investor menilai risalah rapat Fed, ancaman tarif Trump
Pengumuman Trump baru-baru ini tentang tarif yang akan dikenakan pada impor mobil, semikonduktor, dan farmasi telah meningkatkan kehati-hatian pasar.
Sementara itu, Fed merilis risalah dari rapatnya pada tanggal 28-29 Januari, yang menunjukkan sikap hati-hati di antara para pejabat karena potensi tekanan inflasi yang timbul dari kebijakan perdagangan dan imigrasi AS baru-baru ini.
Diskusi tersebut menyoroti kekhawatiran bahwa tarif yang diusulkan Trump dapat mengganggu rantai pasokan global, yang menyebabkan peningkatan biaya dan inflasi. Ketidakjelasan seputar rencana Trump telah meningkatkan keraguan mereka untuk menerapkan pemotongan suku bunga pada tahun 2025.
Yen Jepang terapresiasi 0,6% terhadap dolar AS, dengan pasangan USD/JPY diperdagangkan pada 150,52 yen, karena investor mencari aset safe haven di tengah potensi gangguan perdagangan.
Pasangan yuan Tiongkok dalam negeri USD/CNY sebagian besar tidak berubah, sementara pasangan luar negeri USD/CNH sedikit lebih rendah 0,2%.
Pasangan rupee India USD/INR turun tipis 0,1%, sementara baht Thailand USD/THB diperdagangkan 0,3% lebih rendah.
Dolar Australia menguat karena data pekerjaan yang kuat; didukung oleh RBA yang hawkish
AUD/USD dolar Australia menguat 0,3% setelah rilis data ketenagakerjaan yang kuat untuk Januari 2025.
Perekonomian menambah 44.000 pekerjaan, melampaui ekspektasi, sementara tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,1%.
Hal ini disebabkan oleh tingkat partisipasi tertinggi yang pernah tercatat sebesar 67,3%.
Awal minggu ini, Reserve Bank of Australia menurunkan suku bunga tunai sebesar 25 basis poin menjadi 4,10% tetapi mempertahankan prospek yang agresif karena kekhawatiran inflasi yang terus berlanjut.
Kombinasi kinerja pasar tenaga kerja yang kuat mencerminkan bahwa ekonomi masih kuat, mendukung sikap bank sentral, dan meningkatkan kepercayaan terhadap mata uang Australia.