Optimisme Investor, Lemahkan Permintaan Safehaven
Indeks Dolar Amerika kembali terkoreksi tajam selama sesi perdagangan Senin (9/1), menandai penurunan tajam untuk sesi kedua berturut-turut ditengah spekulasi Fed untuk memperlambat kenaikan suku bunga dengan hanya kenaikan 25bps pada pertemuan 2 Februari mendatang setelah data tenagakerja yang optimis pada Jumat lalu.
Dolar menyelesaikan perdagangan Senin (9/1) dengan kerugian sekitar 71 poin atau 0.69% berakhir pada level 103.19, setelah uji terendah 102.94 untuk pertama kalinya sejak 7 bulan terakhir.
Spekulasi tentang the Fed yang akan memlambat kenaikan suku bunga diperkuat oleh komentar Presiden Fed San Francisco Mary Daly yang menyampaikan bahwa dirinya mendukung kenaikan 50 bps atau 25 bps untuk pertemuan Fed berikutnya. Presiden bank Atlanta Federal Reserve Raphael Bostic menyampaikan suku bunga harus naik menjadi 5% atau 5,25%. Keduanya menjanjikan lebih banyak kenaikan untuk menjinakkan inflasi sebelum akhirnya bisa berhenti dan bertahan untuk beberapa waktu.
Matauang
Komentar-komentar para pembuat kebijakan tentang dukungan mereka untuk memperlambat laju kenaikan baru-baru ini, mendorong matauang berisiko menguat seiring dengan pelemahan Dolar.
Pasangan GBP/USD diperdagangkan menguat mencapai tertinggi 1.2210 – sebelum akhirnya berakhir pada level 1.2183, naik sekitar 94 poin atau 0.77%. Dukungan dari politik Inggris turut menopan Pound untuk kembali mempertahankan kenaikannya.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan bahwa inflasi tidak dijamin akan turun pada tahun 2022 dan pemerintah perlu disiplin untuk mengekang inflasi. Mengenai aksi mogok dan tema lainnya, PM Inggris Sunak menambahkan bahwa dirinya bersedia membahas kenaikan gaji perawat dalam upaya menuntaskan aksi mogok.
EUR/USD ditutup menguat sebanyak 89 poin atau 0.83% berakhir pada level 1.0732, setelah uji tertinggi 1.0760 dan terendah 1.0636. AUD/USD mencatatkan kenaikan sebanyak 36 poin atau 0.52% berakhir pada level 0.6911, setelah uji tertinggi 0.6949 dan terendah 0.6874.
USD/JPY ditutup datar pada level 132.108 – hanya mencatatkan kerugian tipis sekitar 24 poin atau 0.18%, setelah uji tertinggi 132.65 dan terendah 131.30. USD/CHF ditutup melemah sebanyak 65 poi natau 0.71% berakhir pada level 0.9212.
Emas
Harga emas berakhir dengan keuntungan tipis dan dengan kenaikan yang mulai landai setelah mencatatkan rekor tertinggi baru dalam 7 bulan terakhir karena optimisme investor pada ekonomi nampak membebani aset-aset safe-haven.
Para pelaku pasar menilai data ekonomi makro AS yang dipublikasikan Jumat lalu, akan mendorong Federal Reserve untuk memperlambat laju pengetatan. Disisi lain, harapan pemulihan ekonomi datang setelah pembukaan kembali perbatasan international China. China mengumumkan pembukaan kembali penyeberangan laut dan darat dengan Hong Kong, yang ditutup tiga tahun lalu.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sekitar $6.20 atau 0.33% berakhir pada level $1,871.72 per ons, setelah uji tertinggi $1,881 dan terendah $1,865. Sedangkan emas berjangka kontrak Februri ditutup menguat sebanyak $6.60 atau 0.35% berakhir pada level $1,876.30 per ons di Divisi Comex.
Minyak
Harga minyak mentah dunia diperdagangkan menugat cukup signifikan setelah China mengumumkan pembukaan kembali penyeberangan laut dan darat dengan Hong Kong, yang ditutup tiga tahun lalu. Meningkatkan harapan bahwa permintaan dapat kembali pulih segera.
Dipasar spot, harga minyak ditutup menguat sebanyak $1.23 atau 1.64% berakhir pada level $74.87 per barel, setelah uji tertinggi $76.72 dan terendah $73.55.
Minyak mentah berjangka WTI AS menguat sekitar $1.11 atau 1.48% berada pada level $74.88 per barel. Sementara minyak mentah berjangka Brent London naik sebanyak $0.78 atau 0.98% berakhir pada level $79.65 per barel.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Selasa (10/1), fokus pasar global akan tertuju pada pernyataan Kepala BOJ Kuroda pada pukul 17:10 WIB dan kepala Fed Jerome Powell yang dijadwalkan akan berbicara pada pukul 21:000 WIB.