Rupee Diperdagangkan dalam Kisaran Sempit Terhadap Dolar AS Pada Perdagangan Awal
Rupee mengalami perdagangan dalam kisaran terbatas dan terdepresiasi 2 paise menjadi 84,07 terhadap dolar AS pada transaksi awal pada hari Selasa, terbebani oleh arus keluar dana asing yang signifikan, harga minyak mentah yang tinggi, dan kekuatan mata uang Amerika di pasar luar negeri.
Para pedagang valas mengatakan rupee diperdagangkan dalam kisaran sempit karena dukungan dari ekuitas domestik yang positif dinegasikan oleh arus keluar dana asing. Selain itu, harga minyak mentah juga melonjak sebesar 10 persen, menggelembungkan defisit perdagangan India yang sudah mengkhawatirkan.
Pada valuta asing antarbank, rupee dibuka pada 84,06 terhadap dolar AS dan diperdagangkan dalam kisaran yang ketat. Pada perdagangan awal, rupee menyentuh 84,07, mencatat penurunan 7 paise dari penutupan sebelumnya.
Pada hari Senin, rupee pulih dari level terendah sepanjang masa dan terapresiasi 5 paise hingga ditutup pada 84,05 terhadap dolar AS.
Rupee India stabil pada hari Senin karena Reserve Bank of India (RBI) mendukungnya mendekati level 84,08, namun, tawaran dolar AS yang konsisten dari FPI dan perusahaan minyak membebani unit lokal, kata Anil Kumar Bhansali, Kepala Departemen Keuangan dan Direktur Eksekutif Finrex Treasury Advisors LLP.
“Rupee akan dibuka datar tetapi pengawasan akan tetap pada apa yang dilakukan RBI untuk melindunginya,” tambah Bhansali.
Sementara itu, indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, diperdagangkan 0,05 persen lebih rendah pada 103,25.
Minyak mentah Brent, patokan minyak global, turun 2,89 persen menjadi USD 75,22 per barel.
Di pasar ekuitas domestik, Sensex naik 222,53 poin, atau 0,27 persen, menjadi 82.195,58 poin. Nifty naik 57,85 poin, atau 0,23 persen, menjadi 25.185,80 poin.
Investor institusional asing (FII) menjadi penjual bersih di pasar modal pada hari Senin, karena mereka melepas saham senilai Rs 3.731,59 crore, menurut data bursa.
Di sisi ekonomi makro domestik, melonjaknya harga sayuran mendorong tingkat inflasi eceran ke level tertinggi sembilan bulan sebesar 5,49 persen pada bulan September, menurut data pemerintah yang dirilis pada hari Senin. Inflasi eceran berbasis indeks harga konsumen (IHK) adalah 3,65 persen pada bulan Agustus dan 5,02 persen pada bulan September 2023. Tingkat inflasi tinggi sebelumnya disaksikan pada bulan Desember 2023 sebesar 5,69 persen.