Rusia Tak Gentar, Hujan Sanksi Potensi Dorong Harga Emas Menguat
Harga emas tergelincir selama sesi perdagangan akhir pekan lalu (25/2), melemah ditengah serangan yang terus menerus terjadi di Ukraina. Namun disisi lain pada Jumat (25/2) Rusia telah menyatakan ketersediaannya untuk duduk berunding dengan Pemerintah Ukraina.
Pernyataan tersebut, telah melunakkan permintaan safehaven karena mendorong harapan bahwa konflik dapat diselesaikan segera. Sayangnya hingga Minggu, belum ada perkembangan seputar diskusi dari kedua pihak dan justru serangan besar-besaran terus terjadi di Ukraina dan mendorong deretan negara-negara Barat menghujani Rusia dengan sanksi tegas.
Pada Jumat (25/2), harga emas dipasar spot ditutup melemah sebanyak $14.56 atau 0.77% berakhir pada level $1,888.49 per ons, setelah sempat uji tertinggi $1,921 dan terendah pada $1,882. Emas berjangka kontrak April ditutup melemah sebanyak $38.70 atau 2.05% berakhir pada level $1,887.60 per ons di Divisi Comex.
Memasuki sesi perdagangan pekan ini, pasar emas diperkirakan akan kembali diperdagangkan cukup volatile mengingat konflik masih terus terjadi selama akhir pekan dan semakin memanas. Dalam kabar terbaru, Pasukan dan kendaraan militer Rusia pada Minggu (27/2) telah memasuki bagian Kharkiv, kota terpadat kedua di Ukraina – setelah sebelumnya Rusisa telah memasuki Kyiv kota terpadat di Ukraina.
Sementara itu, deretan sanksi telah menghujani Rusia dari berbagai Negara dan hingga Rusia terancam akan dikeluarkan dari jaringan SWIFT, dimana Rusia akan kehilangan fasilitas jaringan keamanan financial international.
Melihat serangkaian peristiwa yang terjadi, sejauh ini pasar safehaven Emas dan Dolar diperkirakan akan kembali diuntungkan selama perdagangan pekan depan. Secara teknikal, Harga emas diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran $1,872.00 – $1,935.00.