Signal Ekonomi Membaik, Dolar Kehilangan Momentum Kenaikan Agresif Suku Bunga AS
Indeks Dolar AS kembali terkoreksi gagal merespon kenaikan GDP dan Klaim Pengangguran AS yang dirilis jauh lebih baik dari perkiraan pasar secara luas, menghindarkan kekhawatiran Investor pada resesi Amerika.
Dolar nampaknya terfokus pada peluang memudarnya sikap agresif Fed dalam menaikan suku bunga karena membaiknnya prospek ekonomi berdasarkan data terbaru. Dalam data yang dirilis menunjukkan bahwa GDP AS tercatat naik sebanyak 9.1% lebih baik dari perkiraan pada 8.90%. Klaim pengangguran AS tercatat naik hanya sekitar 193K, lebih baik dari perkiraan pada 215K.
Indeks Dolar AS menyelesaikan sesi perdagangan Kamis (29/9) dengan kerugian sekitar 70 poin atau 0.63% berakhir pada level 111.99, setelah uji terendah 111.97 dan tertinggi 113.80.
Matauang
Pasangan matauang AUD/USD gagal merespon pelemahan Dolar dan mempertahankan kerugian sepanjang sesi perdagangan Kamis (29/9), tertekan setelah pasar khawatir bahwa perlambatan ekonomi China sebagai konsumen komoditas terbesar dapat menekan ekonomi Australia sebagai negara dengan mataung yang sensitif terhadap harga komoditas.
AUD/USD ditutup melemah sebanyak 25 poin atau 0.38% berakhir pada level 0.6496, setelah uji terendah 0.6435 dan tertinggi 0.6522.
Berbanding terbalik dengan Aussie, pasangan EUR/USD justru berhasil memanfaatkan pelemahan Dolar meski fundamental Eropa masih terus membebani ekonomi kawasan tersebut. Ketegangan antara Uni dan Moskow terus meningkat atas pengiriman gas meningkat setelah dugaan sabotase jaringan pipa Nord Stream. Jerman meluncurkan paket bantuan sebagai tanggapan atas harga gas dan listrik yang lebih tinggi, sementara Hungaria mengumumkan tidak akan mendukung sanksi energi baru terhadap Rusia.
GBP/USD ditutup menguat sekitar 221 poin atau 1.99% berakhir pada level 1.1108, setelah uji tertinggi 1.1118 dan terendah 1.0761. Pound melonjak dalam tiga sesi perdagangan berturut-turut setelah catatkan level terendah baru sepanjang masa.
Emas
Harga emas rebound dari sesi terendah hariannya dan mencoba bertahan diatas $1,650 – tertinggi dalam sepekan. Harga emas bergerak naik moderat diuntungkan oleh pelemahan Dolar namun tertekan oleh gangguan perlambatan ekonomi global setelah World Bank juga menurunkan perkiraan GDP China menjadi 4.5% dari 5.20%.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $0.71 atau 0.04% berakhir pada level $1,660.42 per ons, seteah uji terendah $1,641 dan tertinggi $1,664. Sementara Emas berjangka kontrak Desember ditutup melemah sekitar $1.40 atau 0.08% berakhir pada level $1,668.60 per ons di Divisi Comex.
Secara fundamental, nampak kesulitan bergerak lebih tinggi karena gangguan perlambatan ekonomi dunia yang berpotensi menekan permintaan komoditas. Namun disisi lain, emas cukup diuntungkan dari gejolak pasar keuangan yang tidak terkontrol.
Secara teknikal, pada akhir perdagangan pekan ini (30/9), harga emas diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran $1,682.00 – 1,849.00.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Jumat (30/9) pasar global akan terfokus pada sederetan data ekonomi China, Inggris, Eropa dan Amerika. Data PMI China akan jadi pusat prhatian pasar pada pukul 8:30 WIB. Diikuti GDP Inggris pada pukul 13:00 WIB, Inflasi Eropa pada pukul 16:00 WIB adan laporan PCE Price Index S pada pukul 19:30 WIB.