Surplus Perdagangan Indonesia Pada Bulan Agustus Terlihat Melebar Menjadi $1,55 Miliar
Surplus perdagangan Indonesia pada bulan Agustus kemungkinan sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya di tengah penurunan impor, meskipun ekspor diperkirakan akan tetap lemah, menurut jajak pendapat Reuters pada hari Kamis.
Perkiraan median dari 19 ekonom yang disurvei adalah negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini akan mencatat surplus sebesar $1,55 miliar, dibandingkan $1,31 miliar pada bulan Juli.
Surplus ekspor dan perdagangan Indonesia menyusut karena harga komoditas utama, seperti batu bara dan minyak sawit, turun dan melemahnya permintaan global.
Hal itulah yang menjadi alasan utama neraca berjalan negara tersebut mengalami defisit untuk pertama kalinya dalam dua tahun pada kuartal kedua. Ekspor yang lemah juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir.
Pada bulan Agustus, para ekonom memperkirakan pengiriman keluar telah turun 22,40% secara tahunan, menyusul penurunan sebesar 18,03% pada bulan Juli.
Sementara itu, impor terlihat turun 9,33% dari tahun sebelumnya, lebih dalam dibandingkan kontraksi bulan Juli sebesar 8,32%.
Kenaikan harga batu bara bulanan dan aktivitas manufaktur yang lebih tinggi di negara-negara mitra dagang utama Indonesia membantu meredam penurunan ekspor, kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, yang memperkirakan surplus sebesar $1,5 miliar.