USDJPY Mencapai Level Tertinggi Tahun 1990 karena Yen Melemah; Intervensi dalam Fokus
Yen Jepang melemah pada hari Rabu di tengah tekanan yang terus-menerus dari dolar yang kuat dan prospek Bank of Japan yang relatif dovish, dengan pasangan USDJPY mencapai level tertinggi dalam hampir 34 tahun.
Pelemahan yen menjadikan prospek intervensi pemerintah di pasar mata uang menjadi fokus, terutama menyusul komentar dari pejabat tinggi pemerintah bahwa pelemahan mata uang baru-baru ini bersifat “spekulatif.”
USDJPY naik 0,2% menjadi 151,97- level tertinggi sejak pertengahan tahun 1990. Level tersebut terakhir kali terlihat pada saat berakhirnya gelembung spekulatif besar-besaran di Jepang dan permulaan “dekade yang hilang” di negara tersebut.
Pelemahan yen terjadi bahkan ketika Bank of Japan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun pada minggu lalu. Namun komentar dari Gubernur Kazuo Ueda, ditambah dengan kelanjutan pembelian obligasi BOJ, menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi moneter akan tetap longgar dalam jangka pendek.
Penguatan dolar – terutama setelah sinyal dovish dari Swiss National Bank dan Bank of England – juga menekan yen, karena para pedagang melihat greenback sebagai satu-satunya mata uang dengan imbal hasil tinggi dan berisiko rendah, setidaknya sampai Federal Reserve mulai melakukan pemangkasan. suku bunga.
Intervensi USDJPY menjadi fokus setelah peringatan pemerintah
Yen melemah bahkan ketika pejabat tinggi pemerintah memperingatkan bahwa mereka tidak akan mengesampingkan tindakan apa pun untuk membendung penurunan mata uang Jepang. Masato Kanda, wakil menteri keuangan untuk urusan internasional, dan tokoh penting dalam pergerakan pasar mata uang pemerintah, memperingatkan awal pekan ini bahwa pelemahan yen tidak mencerminkan fundamental, dan bahwa ia siap merespons pelemahan mata uang dengan tepat.
Kanda telah memelopori tingkat intervensi pemerintah yang mencapai rekor tertinggi di pasar mata uang hingga akhir tahun 2022, ketika pasangan USDJPY terakhir kali menguji level tertingginya pada tahun 1990. Penjualan dolar oleh pemerintah telah memicu penurunan tajam pada pasangan mata uang ini, ancaman yang membuat penjual yen tetap waspada.
Para analis berargumentasi bahwa suku bunga AS yang relatif tinggi tetap menjadi pendorong terbesar depresiasi yen, dan mata uang tersebut hanya akan mendapat keringanan setelah The Fed mulai memangkas suku bunganya.
Inflasi Jepang – yang merupakan pendorong utama kebijakan moneter BOJ – masih mengalami kendala dalam beberapa bulan terakhir. Namun analis juga mengatakan bahwa diperlukan kegigihan dalam inflasi agar BOJ dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, dan kenaikan lebih lanjut kemungkinan besar akan dilakukan secara bertahap.
Fokus minggu ini adalah inflasi indeks harga konsumen Tokyo, yang akan dirilis pada hari Jumat, untuk mengetahui lebih banyak isyarat mengenai tekanan harga di negara tersebut.