
Yen Anjlok, Jelang Pertemuan Bank Of Japan Pagi Ini
Pergerakkan Yen Jepang menjadi pusat perhatian pasar global selama sesi perdagangan Kamis (27/7), setelah diperdagangkan naik tajam mencapai tertinggi 141.314, dan kembali terpersosok level terendah dalam dua pekan ke level 138.761.
Yen Jepang menguat tajam terhadap Dolar menyusul hariaan Nikkei yang melaporkan bahwa Bank of Japan (BoJ) akan membahas perubahan dalam kebijakan Yield Curve Control untuk memungkinkan suku bunga di atas 0,5%. Laporan muncul jelang pertemuan puncak Bank Sentral Jepang pagi ini pukul 10:00 WIB.
USD/JPY menyelesaikan perdagangan Kamsi dengan penurunan sekitar 75 poin atau 0.54% pada level 139.494. Sementara indeks Dolar AS membukukan kenaikan sebanyak 73 poin atau 0.72% pada level 101.76, setelah capai tertinggi 101.85 dan terendah 100.55.
Pasangan EUR/USD menjadi pemain terburuk kedua dipasar matauang berisiko selama sesi perdagangan Kamis (27/7), setelah Euro melemah setelah keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, seperti yang diharapkan. Bersamaan dengan hal tersebut, Dalam komentar Kepala ECB Christine Lagarde, dirinya tidak memberikan panduan atau signal tentang kebijakan ECB mendatang dan menyimpan semua opsi untuk pertemuan berikutnya di bulan September – sehingga membebani matauang.
EUR/USD berakhir anjlok sebanyak 110 poin atau 1.00% pada level 1.09756, setelah capai tertinggi 1.11493 dan terendah 1.09656. GBP/USD melanjutkan penurunan dan jatuh di bawah 1.2800 ke level terendah dalam tiga minggu, menjadi pemain terburuk pertama dengan kerugian sekitar 147 poin atau 1.14% pada level 1.27938, setelah capai tertinggi 1.29953 dan terendah 1.27815.
Emas
Harga emas terkoreksi merespon prospek suku bunga BoJ yang lebih tinggi dan imbal hasil obligasi 10 tahun pemeritah AS yang kembali mencapai level 4%.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah sebanyak $25.67 atau 1.30% pada level $1,945.79 per ons, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi $1,982 dan terendah $1,942. Sedangkan emas berjangka kontrak Agustus berakhir melemah sebanyak $24.40 atau 1.24% pada level $1,945.70 per ons di Divisi Comex.
Tekanan juga datang serangkaian data ekonomi Amerika yang dirilis optimis, memperkuat prospek suku bunga bertahan diatas level 5% hingga tahun depan. Hal diperkuat oleh pernyataan Kepala Fed Jerome Powell yang mengklaim bahwa pada bulan September, Fed dapat menaikkan atau menghentikan sementara kenaikan suku bunga dan menambahkan bahwa keputusan tersebut hanya akan bergantung pada data yang masuk.
Sebagai reaksinya, imbal hasil obligasi AS melonjak tajam dan harga emas terkoreksi tajam sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil yang pasti.
Imbah hasil obligasi 2tahun AS berakhir menguat sebanyak 1.57% pada level 4.926%. Yield 10tahun AS naik sebanyak 3.36% pada level 4.0020%, sedangkan imbal hasil 30tahun AS melonjak 2.75% pada level 4.0400%.
Saham
Pasar saham Amerika diperdagangkan anjlok karena prospek suku bunga yang lebih tinggi akan membebani performa perusahaan.
Indeks Dow Jones berakhir melemah sebanyak 237 poin atau 0.67% padal evel 35282.72. Indeks S&P 500 AS turun sebanyak 0.64% pada level 4,537.41. Sementara Nasdaq AS melemah 0.55% pada level 14,050.11.
Sentimen
Memasuku sesi perdagangan Jumat (28/7), fokus utama pasar global akan tertuju pada pertemuan Bank Sentral Jepang pada pukul 10:00 WIB.
Laporan yang memperkiran bahwa Bank of Japan (BoJ) untuk membahas perubahan dalam kebijakan Yield Curve Control untuk memungkinkan suku bunga di atas 0,5% akan cenderung menodorong USD/JPY bertahan dibawah 138.00.
Sebelum pertemuan BoJ, pelaku pasar juga akan difokuskan pada laporan inflasi Jepang pada pukul 06:50 WIB. Data PPI dan Penjualan Ritel Australia akan dirilis pagi ini pukul 08:30 WIB. Sementara laporan Inflasi PCE Price AS akan dirilis pada pukul 19:30 WIB bersamaan dengan data Personal Income dan Personal Spending AS.