Penguatan Dolar Mendominasi, Menekan Pergerakkan Rival Utamanya
Indeks Dolar AS menyelesaikan sesi perdagangan pekan lalu dengan keuntungan tajam, naik hampir 1.5% dalam sepekan terakhir karena memburuknya sentimen pasar atas perdebatan kenaikan limit hutang AS yang masih belum mmemberikan kemajuan berarti.
Dolar berakhir naik sekitar 61 poin atau 0.60% pada 102.69, membukukan penutupan harian tertinggi dalam lebih dari sebulan setelah capai tertinggi 102.72 dan terendah 101.94.
Tentang Utang Pemerintah AS
Perlu diketahui bahwa, Utang pemerintah AS telah mencapai rekor $31.5 triliun, naik sekitar $8 triliun sejak 2020 (pandemic). Dalam 3 tahun terakhir, Kenaikan tersebut jauh lebih besar dibandingkan kenaikan $22 triliun sejak krisis keuangan 2008, yang juga merupakan kenaikan tercepat sepanjang sejarah kenaikan utang AS.
Pada kondisi saat ini, AS memiliki rasio Utang/PDB yang lebih tinggi daripada pasca-Perang Dunia 2, yakni sebesar 120% dibandingkan 114% pada saat itu.
Kenaikan limit utang yang terjadi akan semakin membawa AS ke jurang resesi, Goldman Sachs memperkirakan bahwa default atas polemik kanikan plafon utang dapat menghentikan 10% aktivitas ekonomi AS.
Hingga menjelang resiko default pada 1 Juni 2023 mendatang, Pemerintah masih belum menciptakan kemajuan yang serius atas pembicaraan kenaikan limit utang pemerintah. Terbaru, Presiden AS Joe Biden dan DPR akan kembali melakukan pertemuan pada Rabu 17 Mei 2023.
Emas
Harga emas terkoreksi untuk hari ke-3 berturut-turut, melemah ditengah lonjakan indeks Dolar AS pada level tertinggi dalam satu bulan terakhir.
Indeks Dolar AS menguat karena permintaan safehaven, sementara harga emas nampak tertekan dan terjebak pada politik AS yang sensitif atas drama plafon utang, jeda ekspektasi suku bunga the Fed dan sikap pasar yang hati-hati atas setiap perkembangan yang ada.
Dipasar spot, harga emas melemah sebanyak $4.45 atau 0.22% berada pada level $2,010.31 per ons, setelah capai tertinggi $2,022 dan terendah $2,000. Emas berjangka kontrak Juni melemah sebanyak $1.50 atau 0.07% pada level $2,019.00 per ons, paska uji tertinggi $2,027 dan terendah $2,005. Masing-masing mencatatkan kerugian 0.30% dalam sepekan terakhir.
Saham & Obligasi
Pasar saham AS berakhir melemah sedangkan imbal hasil obligasi AS menyelesaikan perdagangan minggu lalu dengan kenaikan yang cukup signifikan ditengah resiko default pada 1 Juni mendatang.
Imbal hasil obligasi 10 tahun AS menetap di 3.463% naik sekitar 2.27% selama perdagangan Jumat (12/5) dan naik sekitar 1.87% sejak awal pekan.
Yield obligasi 2 tahun berada pada level 3.9914% atau naik sekitar 2.36% dan imbal hasil obligasi 30 tahun AS naik sekitar 1.15% pada level 3.783%. Masing-masing naik sekitar 0.8% selama pekan lalu.
Indeks saham Dow Jones terkoreksi sekitar 1.1% dalam sepekan terakhir dan berakhir turun tipis hanya 0.03% pada level 33,300.62 pada Jumat (12/5). Indeks S&P500 melemah 0.16% pada level 4,124.08, sedangkan Nasdaq AS terkoreksi 0.36% pada level 12,284.74 namun masih menyisakan keuntungan tipis 0.40% selama sepekan lalu.
Matauang
Menguatnya Dolar pada level tertinggi dalam satu bulan, mendorong pasar rival utamanya melemah tajam. EUR/USD membukukan penurunan tajam selama sesi perdagangan Jumat (12/5), menetap jauh dibawah 1.09 dan mengalami penurunan mingguan terburuk sejak September 2022.
EUR/USD melemah sebanyak 67 poin atau 0.61% pada level 1.08485. GBP/USD tumbang dari tertinggi setahun terakhir melemah dalam dua hari beruntun pada level 1.24467 pada Jumat (12/5). Sementara AUD/USD terkoreksi sekitar 1.62% pada level 0.66402, setelah capai tertinggi 0.6705 dan terendah 0.6635.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan pekan ini, pasar global akan terfokus pada rangkaian data inflasi Eropa, GDP Inggris, hingga jadwal press conference kepala the Fed Jerome Powell pada Jumat (22:00 WIB).
Diawal pekan ini, pasar akan diramaikan pada rangkaian data PPI Jepang pada pukul 06:50 WIB, EU Economics Forecast pada pukul 16:00 WIB dan Eurogroup Meeting pada pukul 19:00 WIB.