Emas Kembali Uji Level $2,000, Ujung Dari Hasil Data Ekonomi AS yang Beragam
Harga emas kembali menemukan dukungan untuk kembali menyentuh level $2,000 per ons selama sesi perdagangan Jumat (24/11) meski pasar masih dalam suasana libur Thankgiving karena pasar Amerika ditutup lebih awal.
Harga emas menguat merespon pelemahan Dolar setelah laporan aktifitas bisnis Amerika menunjukkan hasil yang beragam. Disektor Manufaktur, aktivitas bisnis tercatat melemah pada 49.4 dari 50.00. Sedangkan disektor Jasa, aktifitas tercatat menguat dari 50.6 ke 50.8.
Pelaku pasar bahkan mengabaikan sentimen negatif dari gencatan senjata yang dilakukan Israel-Hammas yang dinilai terlalu singkat yakni selama empat hari sejak hari Jumat (24/11).
Hingga akhir perdagangan Jumat (24/11), Harga emas (spot) mencatatkan kenaikan sebanyak $9.65 atau 0.48% pada level $2,001.99 per ons, setelah capai tertinggi $2,003 dan terendah $1,991. Sedangkan emas berjangka kontrak Desember berakhir menguat sebanyak $10.20 atau 0.51% pada level $2,003 per ons di Divisi Comex.
Pada pekan yang akan datang, fokus pasar akan tertuju pada data inflasi (PCE Inti) dan GDP AS. Serangkaian jadwal press Conference member FOMC juga akan menjadi pusat perhatian pasar jelang pertemuan puncak FOMC 13 Desember mendatang.
Matauang
Indeks Dolar Amerika bergerak lebih rendah – mencatatkan kerugian mingguan kedua berturut-turut karena data ekonomi AS yang menberikan signal abu-abu, sehingga memperkuat spekulasi tentang kemungkinan berakhirnya siklus kenaikan suku bunga The Fed.
Indeks Dolar AS berakhir melemah sekitar 36 poin atau 0.35% pada level 103.40, setelah capai tertinggi 104.22 dan terendah 103.18. Dalam sepekan terakhir Dolar melemah sebanyak 0.44%.
Dipasar rival utamanya, Yen Jepang menguat tipis terhadap Dolar AS – setelah diperdagangkan flat pada tertinggi 149.705 dan terendah 149.191. USD/JPY menetap pada kisaran 149.421, turun 12 poin atau 0.08%.
Pound Sterling (GBP) kembali mendapatkan cukup dukungan kenaikan terhadap Dolar AS (USD) selama sesi perdagangan Jumat (24/11) bersama dengan pasangan matauang lainnya karena sentimen positif atas dimulainya gencatan senjata atas konflik di Timur Tengah.
Berikut adalah pergerakkan pasar matauang pada penutupan 24 November 2023,
- AUDUSD : 0.65831 , +27 / +0.41%
- EURUSD : 1.09376 , +34 / +0.31%
- GBPUSD : 1.26046 , +71 / +0.57%
- NZDUSD : 0.60845 , +36 / +0.60%
- USDJPY : 149.421 , -12 / -0.08%
- USDCAD : 1.36325 , -62 / -0.45%
- USDCHF : 0.88220 , -18 / -0.21%
- USDCNH : 7.14050 , -32 / -0.04%
Minyak
Harga minyak mentah dunia turun selama sesi perdagangan Jumat (24/11) menyusul dimulainya gencatan senjata di Gaza dengan pembebasan beberapa sandera sehingga mengurangi ketegangan di Timur Tengah. Sementara penundaan pertemuan OPEC+ terus membebani sentimen pasar minyak sejak tiga hari terakhir.
OPEC+ menunda pertemuannya dari 26 November menjadi 30 November karena negara-negara membahas tingkat produksi minyak. Penundaan ini menyebabkan penurunan signifikan sebesar 5% pada Rabu lalu.
Terdapat indikasi bahwa OPEC+ mengalami kemajuan menuju kompromi dengan negara-negara penghasil minyak di Afrika mengenai tingkat produksi pada tahun 2024. Perkembangan ini menunjukkan negosiasi dan diskusi yang sedang berlangsung di dalam kelompok tersebut untuk menetapkan kuota produksi untuk tahun mendatang.
Berikut adalah penutupan harga minyak pada 24 November 2023,
- OIL (SPOT) : $75.56 , -$0.75 / -0.98%
- WTI : $75.54 , -$1.56 / -2.02%
- BRENT : $80.48 , -$0.77 / -0.95%
Sentimen
Pada pekan yang akan datang, fokus pasar akan tertuju pada data inflasi (PCE Inti) dan GDP AS. Serangkaian jadwal press Conference member FOMC juga akan menjadi pusat perhatian pasar jelang pertemuan puncak FOMC 13 Desember mendatang. Di Eropa, serangkaian laporan inflasi dikawasan tersebut juga akan dirilis pada Jumat.