Instrument Perdagangan Berjangka Bergejolak, Ekonomi Global Hadapi Resesi
Harga emas tersungkur lebih dari 1%, ditengah lonjakan pada imbal hasil obligasi AS dan indeks pasar saham Amerika yang mencatatkan keuntungan bulanan terbaik sejak 1976 karena dukungan data ekonomi yang dirilis dengan hasil yang cukup baik dan prospek pendapatan yang lebih cerah.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah sebanyak $17.47 atau 1.06% berakhir pada level $1,644.21 per ons, setelah capai tertinggi $1,667 dan terendah $1,637. Dalam sepekan terakhir, Emas mencatatkan kerugian sebanyak 0.80%. Emas berjangka kontrak Desember ditutup melemah sebanyak $20.80 atau 1.26% berakhir pada level $1,644.80 per ons di Divisi Comex.
Saham
Wallstreet diwarnai dengan optimisme investor tentang keberlangsungan siklus kenaikan suku bunga the Fed yang diperkirakan akan mulai mereda karena munculnya tanda-tanda resiko pada perlambatan ekonomi Amerika. Investor mengharapkan bahwa Fed akan memasuki fase akhir dari langkah pengetatan kebijakan moneter.
Dow Jones berakhir menguat sebanyak 828.52 atau 2.59% berakhir pada level 32861.80, menandai penguatan beruntun dalam enam sesi perdagangan berturut-turut. indeks S&P 500 berakhir menguat sebanyak 93.76 atau 2.46% berakhir pada level 3901.06. Sedangkan Nasdaq AS menguat sebanyak 309.78 poin atau 2.87% berakhir pada level 11102.45.
Bonds
Imbal hasil Obligasi AS naik selama sesi perdagangan Jumat (28/10) setelah sederetan data masih menunjukkan tekanan inflasi yang mendasar – meski data dirilis dibawah perkiraan pasar. Inflasi yang masih dinilai tinggi terus memperkuat bahwa Fed masih akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 3 November (2 November waktu AS), sebelum memberikan kemungkinan memperlambat laju kenaikannya pada Desember atau awal tahun 2023.
Imbal hasil obligasi 10-tahun tercatat naik sekitar 3,6 basis poin menjadi 3,975%, sedangkan imbal hasil 30-tahun naik 0,4 basis poin menjadi 4,098%.
Minyak
Harga minyak mentah berjangka anjlok lebih dari 1% selama sesi perdagangan Jumat setelah China sebagai negara importir minyak mentah utama dunia memperluas pembatasan COVID-19. Dipasar spot, harga minyak ditutup melemah sekitar 34 sen atau 0.39% berakhir pada level $88.29 per barel, setelah uji terendah $87.09.
Minyak mentah berjangka Brent berakhir turun sebanyak $1.19 atau 1.2% menetap pada level $95.77 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun sebanyak $1.18 atau 1.3% berakhir pada $87.90 per barel. Dalam pekan ini, pasar Minyak akan terfokus pada pertemuan OPEC pada Selasa (1/11).
Dolar
Data ekonomi yang dirilis dengan hasil campuran selama sesi perdagangan Jumat (28/10) membantu Dolar mempertahankan keuntungannya, setelah terombang-ambing diantara kerugian dan keuntungan.
Dolar menyelesaikan perdagangan akhir pekan dengan keuntungan sekitar 17 poin atau 0.15% berakhir pada level 110.66, setelah uji terendah 110.29 dan tertinggi 111.07.
Dipasar rival utamnya, pasangan EUR/USD berakhir naik hanya sekitar 2 poin atau 0.02% hampir tidak berubah – stabil pada kisaran 0.9965. GBP/USD tercatat menguat sekitar 50 poin atau 0.43% berakhir pada level 1.1612, setelah sempat anjlok ke terendah Jumat (28/10) pada 1.1503.
Matauang Pounsterling mendapatkan dukungan atas stabilitas politik Inggris sejak pergantian Perdana Menteri. Disisi lain, ekspektasi bahwa BoE akan kembali menaikkan suku bunga terus mendukung pound. Sejauh ini, probability kenaikan suku bunga BOE berada pada 90% kenaikan suku bunga sebanyak 75 basis poin pada pertemuan Kamis 3 November 2022.
USD/JPY berakhir melemah pada level 147.45, naik sebanyak 121 poin atau 0.82%. Sementara AUD/USD berakhir melemah sekitar 42 poin atau 0.66% berakhir pada level 0.6410. Aussie akan terfokus pada pertemuan RBA pada Selasa (1/11), yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebanyak 25 bps menjadi 2.85%.
Sentimen
Sepanjang sesi perdagangan pekan ini, fokus pasar akan tertuju pada pertemuan Federal Reserve AS dan Bank Sentral Inggris pada Kamis (3/11). Dari deretan data ekonomi, laporan sektor tenaga kerja AS akan menjadi kunci perdagangan dalam pekan ini yang akan dimulai dari laporan ADP pada Rabu (2/11), Klaim Pengangguran AS pada Kamis (3/11) dan Nonfarm Payrolls AS pada Jumat (4/11).