Inflasi Konsisten Melambat, Semakin Yakinkan Fed Perlambatan Pengetatan
Pasar keuangan global benar-benar sangat menantikan data kunci inflasi Amerika pada Kamis (12/1), Pasar gergejolak setelah laporan inflasi AS dirilis dengan tanda-tanda perlambatan yang cukup konsisten dalam 3 bulan terakhir. Memperkuat spekulasi the Fed untuk semakin mantap memperlambat laju pengetatan kebijakan moneter dan mempertahankan suku bunga tetap tinggi hingga 2024.
Indeks Dolar Anjlok lebih dari 100 poin sementara emas untuk pertama kalinya bergerak melampaui $1,900 per ons. Dari laporan inflasi Amerika menunjukkan bahwa :
• US Core CPI (MoM) (Dec), 0.30% (A) vs. 0.3% (F) vs. 0.2% (P)
• US Core CPI (YoY) (Dec), 5.7% (A) vs. 5.7% (F) vs. 6.0% (P)
• US CPI (YoY) (Dec), 6.50% (A) vs. 6.5% (F) vs. 7.1% (P)
• US CPI (MoM) (Dec), -0.10% (A) vs. 0.1% (F) vs. 0.1% (P)
• US Initial Jobless Claims, 205K (A) vs. 215K (F) vs. 204K (P)
Dolar menyelesaikan sesi perdagangan Kamis (12/1) dengan kerugian sebanyak 99 poin atau 0.97% berakhir pada level 102.26, setelah uji terendah 102.07 dan tertinggi 103.36.
Matauang
Sekeranjang matauang berisiko melonjak melihat pergerakkan Dolar yang condong lurus kebawah, karena inflasi Amerika kembali melambat untuk bulan ke-3 berturut-turut. Pasangan matauang AUD/USD mencatatkan keuntungan sekitar 61 poin atau 0.88% berakhir pada level 0.6966, setelah uji tertinggi 0.6984. Aussie menguat sepanjang perdagangan Kamis ditopang dari rangkaian data neraca perdagangan Australia yang mencatatkan surplus 13.20 milyaar.
EUR/USD membukukan keuntungan sebanyak 94 poin atau 0.87% berakhir pada level 1.0850, setelah uji tertinggi 1.0866 dan terendah 1.0728. GBP/USD menguat sebanyak 64 poin atau 0.52% berakhir pada level 1.2210.
Pasangan matauang USD/JPY menguat tajam ke level 129.32, membukukan penurunan sekitar 317 poin atau 2.45%. Penurunan pada Yen terus berlangsung setelah BoJ terus melakukan penawaran pembelian obligasi pemerintah. Disisi lain, ank of Japan (BoJ) mengumumkan akan menyelidiki konsekuensi dari kebijakan ultra-longgarnya. Pelaku pasar membacanya sebagai potensi pergeseran kebijakan moneter bank sentral.
Emas
Harga emas melonjak tajam – mencapai rekor $1,900 per ons tertinggi baru sejak Mei. Penguatan emas tidak lain adalah dukungan aksi beli ditengah optimisme pelaku pasar bahwa Fed akan mengakhiri pengetatatan kebijakan moneternya.
Setelah laporan inflasi Amerika yang dirilis melambat ke level 6.5% dari 7.1% selama periode Desember, probability kenaikan suku bungan Fed semakin menjadi hanya 25 bps pada pertemuan 2 Februari mendatang, dengan peluang kenaikan meningkat menjadi 93.2% dari 76.7% sehari sebelum laporan inflasi dirilis.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $21.60 atau 1.14% berakhir pada level $1,896.82 per ons, setelah uji tertinggi $1,901 dan terendah $1,874. Emas berjangka kontrak Februari ditutup menguat sebanyak $19.60 atau 1.03% berakhir pada level $1,898.50 per ons di Divisi Comex.
Minyak
Harga minyak mentah dunia melonjak memanfaatkan pelemahan tajam indeks Dolar AS dan setelah pihak berwenang menghapus kebijakan toleransi nol Covid-19.
Dipasar spot, harga minyak menguat sebanyak 55 sen atau 0.70% berakhir pada level $78.26 per barel, setelah uji tertinggi $79.14. Minyak mentah berjangka WTI AS ditutup menguat sebanyak $0.98 atau 1.25% berakhir pada level $78.39 per barel. Sementara minyak mentah Brent London melonjak sebanyak $1.36 atau 1.62% berakhir pada level $84.03 per barel.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Jumat (13/1), pasar global akan terfokus pada laporan Neraca Perdagangan China pada pukul 10:00 WIB, GDP Inggris pada pukul 14:00 WIB dan survei Consumer Sentiment AS pada pukul 22:00 WIB.