Data Ekonomi AS, Dukung Penguatan Dolar
Harga emas berakhir datar pada perdagangan Kamis (16/2), setelah tersungkur capai level terendah baru dalam satu bulan. Pasar emas melemah menandai penurunan beruntun dalam enam sesi perdagangan berturut-turut setelah serangkaian laporan inflasi Amerika mendorong spekulasi tentang keberlangsungan pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve AS yang akan terus dilakukan hingga inflasi mencapai target yang diinginkan.
Dalam laporan terbaru pada data yang dirilis sepanjang sesi perdagangan Kamis (16/2) menunjukkan bahwa,
• 👍 US Initial Jobless Claims, 194K (A) vs. 200K (F) vs. 196K (P)
• 👍 US Core PPI (YoY) (Jan), 5.4% (A) vs. 4.9% (F) vs. 5.5% (P)
• 👍 US Core PPI (MoM) (Jan), 0.5% (A) vs. 0.3% (F) vs. 0.1% (P)
• 👍 US PPI (MoM) (Jan), 0.7% (A) vs. 0.4% (F) vs. -0.5% (P)
• 👍 US PPI (YoY) (Jan), 6.0% (A) vs. 5.4% (F) vs. 6.2% (P)
• 👎 US Building Permits (MoM) (Jan), 0.1% (A) vs. 1.0% (F) vs. -1.0% (P)
• 👎 US Building Permits (Jan), 1.339M (A) vs. 1.353M (F) vs. 1.337M (P)
• 👎 US Housing Starts (Jan), 1.309M (A) vs. 1.365M (F) vs. 1.382M (P)
• 👎 US Housing Starts (MoM) (Jan), -4.5% (A) vs. -1.9% (A) vs. -1.4% (P)
• 👎 US Philadelphia Fed Manufacturing Index (Feb), -24.3 (A) vs. -7.5 (F) vs. -8.9 (P)
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat hanya sebanyak $0.32 atau 0.02% berakhir pada level $1,836.18 per ons, setelah uji terendah $1,827 dan tertinggi $1,844. Emas berjangka kontrak April ditutup naik sebanyak $6.50 atau 0.35% berakhir pada level $1,851.80 per ons di Divisi Comex.
Menyusul serangkaian data inflasi Amerika sepekan terakhir, probability kenaikan 50bps suku bunga the Fed naik ke 15.1% dari 9.2% pekan lalu sebelum data inflasi dirilis. Sementara peluang kenaikan 25bps mendominasi survei pada kisaran 84.9% dari 90.8% pekan lalu.
Dolar
Indeks Dolar Amerika melonjak tajam – mencoba stabil diatas 104, menandai 3 hari keuntungan beruntun ditengah harapan kenaikan suku bunga lebih lanjut karena inflasi yang kembali mengalami kenaikan. Disisi lain, kekhawatiran bahwa suku bunga tinggi telah menimbulkan krisis properti membawa permintaan pada Dolar kembali meningkat.
Setelah laporan inflasi yang dirilis naik lebih cepat dari yang diharapkan, kini giliran data perumahan Amerika yang mengalami penurunan signifikan. Dolar menyelesaikan sesi perdagangan Kamis (16/2) dengan keuntungan sebanyak 16 poin atau 0.15% berakhir pada level 104.02, setelah uji tertinggi 104.24 dan terendah 103.53.
Pasangan matauang GBP/USD berakhir melemah sekitar 44 poin atau 0.37% berakhir pada level 1.1986, setelah uji terendah 1.1964 menyusul kekecewaan investor pada laporan tenaga kerja Inggris yang sangat mengecewakan minggu lalu. Disisi lain kekhawatiran tetang kebuntuan protokol Irlandia Utara telah memberikan dampak negatif bagi Inggris. Baru-baru ini, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dilaporkan akan berkunjung ke Irlandia dan berbicara dengan partai politik utama hari ini.
AUD/USD bergerak anjlok selama sesi perdagangan Kamis (16/2), tertekan oleh laporan tenagakerja Australia yang secara mengejutkan mencatat tingkat pengangguran sebesar 3.7%, naik dari sebelumnya pada 3.5%. Pemerintah juga merilis bahwa jumlah tenaga kerja turun sebanyak 11.5K selama periode Januari, lebih buruk dari perkiraan yang mengharapkan kenaikan 20.0K (F). AUD/USD menyelesaikan perdagangan Kamis dengan kerugian sebanyak 25 poin atau 0.37% berakhir pada level 0.6877, setelah uji terendah 0.6839.
Sementara itu, EUR/USD ditutup melemah sebanyak 15 poin atau 0.14% berakhir pada level 1.0672, setelah uji tertinggi 1.0722 dan terendah 1.0653. Sedangkan USD/JPY bergerak turun sekitar 21 poin atau 0.16% berakhir pada level 133.93, setelah uji tertinggi 134.46.
Minyak
Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi – menghentikan rally dalam tiga hari berturut-turut setelah pelaku pasar kembali terfokus pada laporan bahwa pemerintah AS akan merilis lebih banyak minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis dan Laporan melonjaknya persediaan minyak mentah AS dalam sepekan terakhir.
Namun disisi lain, penurunan nampak terbatas karena pasar cukup optimis pada pertumbuhan permintaan minyak China setelah pembukaan kembali COVID-19. Dipasar spot, harga minyak ditutup melemah sekitar 79 sen atau 1.01% berakhir pada level $78.04 per barel, setelah uji tertinggi $79.52 dan terendah $77.91.
Minyak mentah berjangka WTI AS ditutup melemah hanya sekitar 2 sen atau 0.03% berakhir pada level $78.49 per barel, sedangkan Brent London turun sekitar 24 sen atau 0.28% berakhir pada level $85.14 per barel.
Sentimen
Memasuki seis perdagangan akhir pekan ini (17/2), fokus utama pasar global akan tertuju pada pergerakkan Dolar AS karena minimnya data. Disesi Eropa pasar akan memperhatikan laporan Penjualan Ritel Inggris pada pukul 14:00 WIB.