Bayangan Resesi Global, Dukung Safehaven Emas dan Dolar Bergerak Searah
Indeks Dolar Amerika dibuka melemah selama sesi perdagangan Asia, sebelum akhirnya berbalik menguat selama sesi perdagangan Eropa dan terus mempertahankan keuntungannya selama sesi perdagangan Amerika Selasa (3/1).
Dolar menguat terhadap seluruh rival utamanya dan mendapatkan kembali aliran safehaven utama oleh pelaku pasar ditengah kekhawatiran tentang resesi global dan lonjakan kasus Covid-19 di China. Kekhawatiran tetang resesi global meningkat setelah China dilaporkan akan menetapkan harga terbaru yang lebih tinggi bahan bakar di Negara tersebut per hari Rabu. Hal ini, menimbulkan ancaman tentang inflasi yang lebih tinggi.
Kekhawatiran lainnya juga datang dari IMF, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva yang memperingatkan bahwa ekonomi global menghadapi “tahun yang sulit, lebih sulit daripada tahun sebelumnya.” Pengetatan bank sentral tambahan dan pertumbuhan yang lebih lemah dari yang diharapkan oleh ekonomi di seluruh dunia membuat risiko resesi meningkat.
Hingga akhir perdagangan Selasa (3/1) Dolar mencatatkan keuntungan sebesar 90 poin atau 0.86% berakhir pada level 104.67, setelah uji tertinggi104.86 dan terendah 103.47.
Matauang
Pounsterling membukukan kerugian tajam selama sesi perdagangan Selasa (3/1) bersama dengan sekeranjang matauang berisiko lainnya. Kekuatan Dolar yang solid memberikan tekanan kuat pada pasar rival utamanya.
GBP/USD menyelesaikan perdagangan Selasa (3/1) dengan kerugian sekitar 80 poin atau 0.67% berakhir pada level 1.1965, setelah capai 1.1899 – terendah sejak 23 November. Penurunan Pound diperdalam oleh laporan Aktivitas manufaktur Inggris yang dilaporkan turun untuk bulan kelima berturut -turut, sehingga terus menambah ketakutan resesi di Inggris.
PMI manufaktur Inggris oleh S&P Global/CIPS, dilaporkan turun ke terendah 31 bulan dari 46.5 ke 45.3. Data tersebut telah bertahan di bawah level netral 50 selama lima bulan berturut -turut.
EUR/USD ditutup melemah sebanyak 113 poin atau 1.03% berakhir pada level 1.0548, setelah uji terendah 1.0519 dan tertinggi 1.0683. Sementara AUD/USD ditutup melemah sebanyak 74 poin atau 1.11% berakhir pada level 0.6725, setelah uji tertinggi 0.6834 dan terendah 0.6687.
USD/JPY berbalik melemah – kembali ke kisaran 130 selama sesi perdagangan Amerika semalam, setelah sempat anjlok selama sesi Asia ke 129.50 titik terendah sejak 6 bulan. USD/JPY berakhir naik sekitar 28 poin atau 0.22% berakhir pada level 131.00.
Emas
Harga emas mengakhiri perdagangan Selasa (3/1) dengan keuntungan yang cukup signifikan – menguat bersama dengan rival utamanya (Dolar) karena sama-sama mendapatkan dukungan safehaven ditengah kondisi ekonomi yang tidak menentu dan diselimuti oleh ketakutan resesi.
Sejak dibuka kembali setelah libur panjang tahun baru, harga emas diperdagangkan dengan lonjakan yang cukup signifkan ditengah kekhawatiran tentang varian baru Covid19 di China. Baru-baru ini China melaporkan rekor baru dalam jumlah kasus meninggal (Harian) akibat covid19. Hal ini, mendorong investor khawatir akan penyebaran kasus covid yang lebih besar dan cepat setelah China melonggarkan kebijakan zero Covid belakangan ini.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $15.52 atau 0.84% berakhir pada level $1,839.02 per ons,setelah uji tertinggi $1,849.95 dan terendah $1,823.76. Emas berjangka kontrak Februari melemah sekitar $19.50 atau 1.06% (05:00 WIB) berada pada level $1,845.70 per ons di Divisi Comex.
Minyak
Harga minyak mentah dunia diperdagangkan anjlok selama sesi Selasa setelah mencoba bertahan dikisaran $80 per barel disesi Asia. Harga minyak runtuh karena meningkatnya kekhawatiran tengan prospek permintaan yang akan semakin berkurang dari Cina, ketika negara tersebut bertempur dengan kasus-kasus Covid-19. Selain itu, meningkatnya kekhawatiran akan resesi di seluruh dunia juga semakin menekan harga minyak.
Dipasar spot, harga minyak ditutup melemah sebanyak $3.30 atau 4.27% berakhir pada level $77.21 per barel, setelah capai tertinggi $81.48 dan terendah $76.61. Minyak mentah berjangka WTI AS anjlok sebanyak $3.10 atau 4.02% berada pada level $77.16 per barel. Sementara minyak mentah berjangka Brent London turun sekitar $1.36 atau 1.66% berakhir pada level $82.10 per barel.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Rabu (4/1), pasar global akan terfokus pada perkembangan kasus covid19 di China. Hingga sesi perdagangan Amerika malam nanti, fokus pasar global akan tertuju pada pembacaan risalah pertemuan FOMC Desember dan potensi pembacaan outlook ekonomi oleh bank sentral selama 2023. Risalah tersebut akan dirilis pada pukul 02:00 WIB.
Dari jadwal data ekonomi, pasar hanya akan terfokus pada laporan Services PMI Eropa pukul 16:00 WIB dan ISM Manufacturing PMI AS pada pukul 22:00 WIB.