Deretan Sanksi Baru Untuk Rusia, Dolar Kembali Jadi Perburuan Investor
Dolar kembali mempertahankan penguatannya selama sesi perdagangan Rabu (6/4), setelah dalam pembacaan risalah FOMC Maret – the Fed menegaskan kenaikan suku bunga sebanyak 50 bps pada pertemuan 5 Mei mendatang menjadi 0.75% – 1.00%.
Sementara itu, ketegangan geopilitik juga kembali meningkat dan menjadi fokus pasar setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan perintah eksekutif yang akan melarang investasi baru di Rusia. Disisi lain, Para pemimpin Eropa justru telah gagal mencapai kesepakatan tentang pelarangan import batubara Rusia dan akan kembali membahasnya pada hari Kamis (7/4).
Dolar ditutup menguat sebanyak 16 poin atau 0.16% berakhir pada level 99.64, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi 99.78 dan serendah 99.31.
Emas
Harga emas ditutup beragam pada perdagangan Rabu (6/4), setelah sentimen negatif dari penguatan Dolar karena kuatnya probabiliti kenaikan suku bunga Fed, diimbangi oleh sentimen geopolitik Rusia-Ukraina yang kembali meningkat setelah sederetan sanksi baru terhadap Rusia dirilis oleh AS dan Inggris.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat tipis sekitar $1.83 atau 0.10% berakhir pada level $1,925.19 per ons, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi $1,933 dan serendah $1,915. Emas berjangka kontrak Juni sebanyai kontrak teraktif saat ini, ditutup melemah sebanyak $4.40 atau 0.23% berakhir pada level $1,923.10 per ons di Divisi Comex.
Baru-baru ini berkoordinasi dengan AS, Inggris telah melarang investasi baru ke Rusia dan memberlakukan pembekuan aset terhadap Sberbank dan Credit Bank of Moscow.
Matauang
Dipasar matauang utama, Deretan matauang rival Dolar ditutup melemah setelah Dolar AS melonjak kelevel tertinggi sejak 25 Mei 2020 paska risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tadi malam.
Pasangan matauang EUR/USD ditutup melemah tipis hanya sekitar 10 poin atau 0.09% berakhir pada level 1.0893, setelah sempat rebound ke level 1.0937. Euro berpotensi menguat merespon prospek kenaikan sukubunga ECB setelah laporan PPI Eropa tercatat meningkat sebanyak 31.4% dari 30.60%. Sore nanti, pasar Euro akan terfokus pada laporan penjualan Ritel Eropa (16:00 WIB) dan ECB Monetary Policy Statement (18:30 WIB).
GBP/USD ditutup melemah sekitar 5 poin atau 0.04% berakhir pada level 1.3065. AUD/USD ditutup anjlok sebanyak 69 poin atau 0.92% berakhir pada level 0.7507. Aussie anjlok setelah laporan Service PMI China melemah tajam ke level 42 jauh dibawah level sebelumnya pada 53. Penurunan indikator PMI dibawah 50 mengindikasi bahwa aktifitas ekonomi sektor jasa di China mengalami kontraksi. Sebagai Negara konsumen komoditas terbesar di Dunia, laporan tersebut mendorong penurunan tajam dipasar matauang yang sensitif pada komodita dan harga minyak mentah dunia.
Siang ini, pasar Aussie akan terfokus pada laporan Neraca Perdagangan Australia pada pukul 08:30 WIB.
Minyak
Harga minyak diperdagangkan melemah tajam sepanjang sesi perdagangan Rabu (6/4), merespon sederetan sentimen negatif yang menekan harga kembali turun jauh dibawah $100 per barel. Setelah laporan Service PMI China yang terpuruk, harga minyak juga tertekan oleh laporan Anggota Badan Energi Internasional (IEA) yang akan merilis 120 juta barel minyak mentah dalam upaya untuk mendinginkan pasar.
Dalam porsinya, AS akan menyediakan pelepasan sebanyak 60 juta barel, yang juga masuk dari pelepasan 180 juta barel yang sudah diumumkan otoritas AS pekan lalu. Sementara 60 juta barel lainnya akan datang dari negara lain.
Merespon laporan tersebut, Harga minyak dipasar spot ditutup melemah sebanyak $4.26 atau 4.39% berakhir pada level $97.01 per barel. Minyak mentah berjangka WTI AS ditutup anjlok sebanyak $5.73 atau 5.95% berakhir pada level $96.23 per barel, sementara minyak mentah berjangka Brent London ditutup turun sebanyak $5.57 atau 5.51% berakhir pada level $101.07 per barel.