Dolar Anjlok, Jelang Data Kunci Tenaga Kerja AS
Indeks Dolar Amerika diperdagangkan melemah tajam selama sesi perdagangan Selasa (4/10), bergerak dibawah 111 bersamaan dengan pelemahan imbal hasil obligasi AS ditengah krisis ekonomi Eropa dan Inggris. Investor nampak memanfaatkan peluang untuk membalikkan Dolar ke level terendah dua pekan jelang data kunci tenaga kerja AS Rabu hingga Jumat minggu ini.
Hingga penutupan perdagangan Selasa (4/10) Dolar ditutup melemah sebanyak 146 poin atau 1.32% berakhir pada level 110.19, setelah uji tertinggi 111.89 dan terendah 110.05. Imbal hasil obligasi 10tahun AS tercatat turun sebanyak 0.46% pada level 3.635% setelah sempat sentuh 3.599%, sedangkan imbal hasil obligasi 2tahun AS terkoreksi sebanyak 0.01% pada level 4.09673% setelah uji terendah sesi AS pada 4.0678%.
Pasangan EUR/USD diperdagangkan naik signifikan – berhasil menembus level 0.99 dan menguji level 1.0 tertinggi sejak 20 September. Ditengah tekanan krisis keuangan yang sedang melanda benua Eropa karena kasus gagal bayar Credit Suisse, para pelaku pasar nampaknya memanfaatkan pelemahan Dolar membantu rebound Euro. EUR/USD ditutup menguat sebanyak 177 poin atau 1.77% berakhir pada level 0.9985, setelah uji tertinggi 0.9999 dan terendah 0.9805.
GBP/USD ditutup menguat sebanyak 69 poin atau 0.61% berakhir pada level 1.1388. Pound terus diuntungkan oleh optimisme investor pada langkah pemerintah Inggris untuk meninggalkan rencana pemotongan pajak dan akan mengumumkan plan fiskal terbaru pada 23 November mendatang.
Berbanding terbalik dengan pasangan matauang lainnya, AUD/USD tambak tertekan turun – mencatatkan pelemaha sebanyak 15 poin atau 0.23% berakhir pada level 0.6500, setelah uji terendah 0.6448 merespon keputusan Reserve Bank of Australia untuk menaikkan suku bunga bank sentral sebanyak 25bps, dibawah harapan pasar secara luas pada 50bps.
Emas
Harga emas berhasil diperdagangkan stabil diatas level $1,700 untuk pertama kalinya sejak 13 September setelah investor mencoba mencerna berita ketegangan Jepang-Korsel dengan Korea Utara atas peluncuran rudal, krisis keuangan Eropa dan pelemahan Dolar jelang data kunci ketenagakerjaan AS selama Rabu hingga Jumat pekan ini.
Harga emas melonjak setelah Jepang mengeluarkan peringatan darurat setelah peluncuran rudal Korut. Jepang mengeluarkan Peringatan darurat bagi warga di Hokkaido untuk mencari perlindungan di gedung atau ruang bawah tanah. Meksi akhirnya Jepang kembali mencabut peringatan tersebut.
Disisi lainnya, harga emas juga cukup diuntungkan dari resiko krisis keuangan Eropa setelah Credit Suisse sebagai perbankan terbesar di Eropa mengalami gagal bayar. Hal tersebut memicu kekhawatiran tentang kembalinya krisis keuangan global 2008 ketika Lehman Brothers mengalami kebankrutan.
Dipasar spot, harga emas diperdagangkan menguat sebanyak $26.28 atau 1.52% berada pada level $1,725.99 per ons, setelah uji tertinggi $1,729 dan terendah $1,659. Sementara emas berjangka kontrak desember ditutup menguat sebanyak $28.50 atau 1.65% berakhir pada level $1,730.50 per ons di Divisi Comex.
Secara teknikal, harga emas akan diperdagangkan pada kisaran $1,736.00 – $1,680.00. Dengan fundamental ekonomi AS dan akan menjadi fondasi utama kelangsungan tren harga emas dalam pekan ini.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Rabu (5/10) Pasar global akan terfokus pada laporan ADP Employment AS pada pukul 19:15 WIB.