Dolar Koreksi Untuk Hari Ke-3 Berturut-turut
Indeks Dolar Amerika terkoreksi dan ditutup pada level terendah harianya pada 101.95, menyusul melemahnya imbal hasil obligasi AS dan rangkaian data ekonomi yang dirilis mengecewakan selama akhir pekan lalu hingga awal pekan ini.
- USD CB Employment Trends Index (Jun), 114.31 (A) vs. 116.26 (F) vs. 116.15 (P)
- USD Wholesale Inventories (MoM) (May), 0.0% (A) vs. -0.10% (F) vs. -0.10% (P)
Dolar melemah untuk hari ke-3 berturut-turut, dengan total kerugaian sekitar 1.30% dalam tiga hari terakhir dan 0.33% selama perdagangan Senin (10/7).
Imbal hasil obligasi 10tahun AS terkoreksi sebanyak 1.62% pada level 4%. Imbal hasil 30tahun turun 0.27% ke level 4.0360%, sedangkan imbal hasil 2tahun AS turun sebanyak 1.78% pada level 4.8620%.
Sementara itu, dibalik runtuhnya Dolar AS, Yen Jepang menguat ke level 141.297 – terkuat sejak 20 Juni. EUR/USD kembali sentuh level 1.1000, berakhir naik sebanyak 34 poin atau 0.31% pada level 1.10003, setelah capai tertinggi 1.10010.
GBP/USD berhasil capai level tertinggi baru sejak 22 April tahun lalu. GBP/USD menetap pada level 1.28598 – naik sekitar 23 poin atau 0.18%. Sedangkan AUD/USD ditutup melemah sebanyak 14 poin atau 0.21% pada level 0.66748. Pelemahan Aussie terjadi ditengah kekhawatiran pelaku pasar atas perlambatan ekonomi China.
Emas
Harga emas berbalik menguat dari level terendah harianya merespon pelemahan Dolar, namun dengan pergerakkan yang terbatas. Emas nampak terus bertahan dibawah level $1,930 per ons, karena investor memperhatikan sederetan komentar member Fed yang masih mengharapkan kenaikan suku bunga selama sisa tahun ini.
Dalam beberapa pernyataan member Fed kemarin, Wakil Ketua Federal Reserve untuk Pengawasan Michael Barr mengatakan pada hari Senin bahwa inflasi masih terlalu tinggi. Sedangkan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengungkapkan bahwa Federal Reserve (Fed) perlu memperketat kebijakan moneter “agak lebih jauh” untuk menurunkan inflasi.
Presiden Fed San Francisco Mary Daly, menyampaikan bahwa Fed mungkin membutuhkan beberapa kenaikan suku bunga lagi selama tahun ini untuk benar-benar membawa inflasi secara berkelanjutan kembali ke tujuan Fed 2%.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sekitar 65 sen atau 0.03% pada level $1,925.14 per ons, setelah capai tertinggi $1,928 dan terendah $1,912. Emas berjangka kontrak Agustus melemah sekitar $1.70 atau 0.09% pada level $1,930.80 per ons di Divisi Comex.
Minyak
Pada perdagangan awal pekan ini, harga minyak mentah dunia diperdagangkan melemah menyusul kekhawatiran pasar tentang perlambatan ekonomi China sebagai konsumen terbesar komoditas mentah.
- CNY CPI (MoM) (Jun), -0.20% (A) vs. 0.00% (F) vs. -0.20% (P)
- CNY CPI (YoY) (Jun), 0.00% (A) vs. 0.20% (F) vs. 0.20% (P)
- CNY PPI (YoY) (Jun), -5.40% (A) vs. -5.00% (F) vs. -4.60% (P)
- Dipasar spot, harga minyak berakhir melemah sekitar 47 sen atau 0.64% pada level $73.06 per barel. Minyak mentah berjangka WTI AS turun sekitar 65 en atau 0.88% pada level $73.21 per barel. Sementara Brent Crude London melemah sebanyak 78 sen atau 0.99% pada level $77.69 per barel.
Dipasar spot, harga minyak berakhir melemah sekitar 47 sen atau 0.64% pada level $73.06 per barel. Minyak mentah berjangka WTI AS turun sekitar 65 en atau 0.88% pada level $73.21 per barel. Sementara Brent Crude London melemah sebanyak 78 sen atau 0.99% pada level $77.69 per barel.
Saham
Pasar Wall Street berakhir di wilayah positif, dengan tiga indeks utama saham AS melonjak ditengah melemahnya imbal hasil obligasi AS.
Dow Jones naik 209.52 poin atau 0.62% pada level 33,944.40, Indeks S&P500 AS naik 16.85 atau 0.23% pada level 4.409.53. Sementara indeks Nasdaq AS naik 0.18% atau 24.76 poin pada level 13,685.48.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Selasa (11/7), fokus utama pasar global akan tertuju pada laporan tenaga kerja Inggris dan Inflasi Jerman.