Dolar Melonjak Jelang Pertemuan Fed Pekan Depan
Indeks Dolar Amerikan ditutup menguat tajam selama sesi perdagangan akhir pekan (11/3), merespon pelemahan Yen Jepang pada level 117, tertinggi sejak 2017 setelah dalam lebih dari dua pekan bertahan dalam kisaran 115 – 114 sejak invasi Rusia.
Penguatan Imbal hasil obligasi Amerika menjadi salahsatu penopang penguatan Dolar jelang pertemuan FOMC 17 Maret, menandai berakhirnya program Quantitave Easing (QE) dan kenaikan suku bunga Fed yang diharapkan terjadi pada pertemuan Maret.
Dolar ditutup menguat sebanyak 59 poin atau 0.60% berakhir pada level 99.11, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi 99.16 dan serendah 98.25. Sementara USD/JPY ditutup naik sebanyak 117 poin atau 1.00% melemah pada level 117.28.
Meski minim data ekonomi sepanjang sesi perdagangan Jumat (11/3) namun pergerakkan pasar cukup fluktuatif. Pasar global terfokus pada hasil perundingan perdamaian Rusia-Ukraina yang diclaim dengan hasil yang bertolak belakang oleh kedua belah pihak. Menurut Presiden Rusia Vladimir Puttin telah terjadi “perubahan positif tertentu” dalam negosiasi dengan Ukraina. Namun secara terpisah, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kubela mengatakan bahwa “tidak ada kemajuan dalam pembicaraan dengan Rusia”.
Dipasar matauang utama lainnya, EUR/USD ditutup melemah sebanyak 31 poin atau 0.28% berakhir pada level 1.0909, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi 1.1043 dan serendah 1.0901. GBP/USD ditutup melemah sebanyak 47 poin atau 0.36% berakhir pada level 1.3033, setelah sempat uji tertinggi 1.3124 – Pekan ini, Pasar Sterling akan terfokus pada pertemuan Bank Sentral Inggris pada Kamis 17 Maret. BOE diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps menjadi 0.75% – menandai kenaikan ke-3 kali berturut-turut sejak Desember.