
Dolar Melonjak Saat Kebijakan Tarif Trump Dimulai
%
Indeks dolar melonjak lebih dari 1% ke sekitar 109.8 pada hari Senin, mendekati level tertinggi dua tahun setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif besar-besaran terhadap mitra dagang utama selama akhir pekan. Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi kebangkitan inflasi. AS memperkenalkan tarif 25% atas barang dari Meksiko dan Kanada serta tarif 10% atas impor dari China. Sebagai tanggapan, Kanada dan Meksiko segera mengumumkan tarif balasan, sementara China menyatakan akan mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Reaksi Pasar Global
Pemberlakuan tarif ini memicu respons global yang signifikan. Dolar AS menguat secara luas, mendorong dolar Kanada dan peso Meksiko ke level terendah multi-tahun, serta membuat yuan China merosot ke level terendah dalam perdagangan offshore. Euro juga jatuh ke level terendah lebih dari dua tahun dan franc Swiss turun ke posisi terlemah sejak Mei.
Tony Sycamore, analis pasar di IG, menyatakan kejutan bagi pasar adalah respon cepat dari Kanada dan Meksiko, serta kemungkinan diikuti oleh China dan Uni Eropa, yang dapat menyebabkan kontraksi tajam dalam perdagangan global. Mulai berlakunya tarif AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China pada 4 Februari lebih cepat daripada yang diantisipasi banyak pihak.
Dampak Ekonomi dan Prediksi Kebijakan Fed
Trump menegaskan tarif ini diperlukan untuk memerangi imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba. Langkah ini, yang diambil hanya dua minggu setelah masa jabatan empat tahun Trump, diperkirakan akan menghantam kepercayaan investor.
Konsensus pasar, termasuk para ahli dari Bank of Singapore, sebelumnya memperkirakan tarif AS hanya akan mengancam prospek ekonomi pada paruh kedua 2025 setelah negosiasi panjang antara AS dan mitra dagang utamanya.
Para pelaku pasar menurunkan ekspektasi pemotongan suku bunga dari Federal Reserve menyusul berita tarif. Kenaikan dolar AS diiringi oleh data yang menunjukkan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS naik 0,3% pada bulan lalu, peningkatan terbesar sejak April 2024, di tengah lonjakan pengeluaran konsumen. Ini mengisyaratkan bahwa Fed mungkin tidak akan tergesa-gesa untuk melanjutkan pemotongan suku bunga.
Prospek Ekonomi dan Ancaman Stagflasi
Kepala Strategi Makro Saxo, John Hardy, memperingatkan bahwa jika langkah tarif ini dan tindakan balasan berlanjut, “maka secara efektif kita berada dalam perang dagang dengan semua dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi dan harga serta gangguan pada rantai pasokan dan bisnis perusahaan-perusahaan.” Risiko jangka panjang utama adalah terjadi stagflasi: pertumbuhan yang lemah dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi.