Dolar Menguat, Tekan Perdagangan Rival Utamanya
Indeks Dolar Amerika mengawali perdagangan awal pekan ini dengan keuntungan tajam, merespon positif laporan pengangguran AS pada Jumat (7/4) dan mengingkatnya imbal hasil obligasi AS ditengah harapan kenaikan suku bunga the Fed pada pertemuan awal Mei mendatang.
Indeks Dolar AS menyelesaikan perdagangan Senin (10/4) dengan keuntungan sekitar 47 poin atau 0.46% berakhir pada level 102.56, setelah uji tertinggi 102.82 dan terendah 101.99. Penguatan Dolar telah memberikan tekanan besar pada pasar rival utamanya ditengah minimnya data karena sebagian besar pasar masih libur dalam rangka Paskah.
Matauang uang Euro diperdagangkan melemah dan menjadi pemanin terburuk terhadap Dolar, mencatatkan kerugian sebanyak 43 poin atau 0.40% pada level 1.08582, setelah uji tertinggi 1.09168 dan terendah 1.08309. AUD/USD menjadi pemain terburuk kedua, dengan kerugian sebanyak 25 poin atau 0.38 pada level 0.6641.
GBP/USD berakhir melemah 35 poin atau 0.28% pada level 1.23805, setelah uji tertinggi 1.24420 dan terendah 1.23438. Sedangkan USD/JPY melonjak ke tertinggi 133.87, sebelum akhirnya berakhir pada level 133.58 – melemah sebanyak 145 poin atau 1.10%. Melonjaknya imbal hasil obligasi AS mendorong Yen melemah karena kesenjangan kebijakan moneter Bank Sentral.
Saham AS & Obligasi
Pasar saham Amerika berakhir campuran, dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 AS berakhir dengan keuntungan moderat sementara Nasdaq AS berada disisi negatif. Investor nampaknya menunggu laporan earnings saham-saham AS untuk kuartal pertama tahun ini, ditengah drama krisis perbankan yang mengguncang pasar global sejak awal tahun ini.
Indeks Dow Jones berakhir menguat sekitar 0.30% pada level 33,586.52, Indeks S&P 500 berakhir naik sekitar 0.10% pada level 4,109.11, sedangkan Indeks Nasda AS berakhir melemah sekitar 0.03% pada level 12,084.36.
Pasar obligasi AS melonjak setelah probability kenaikan suku bunga the Fed meningkat pada kisaran 69.2% dibandingkan 57.2% pada awal pekan lalu. Probability meningkat menyusul laporan tenagakerja AS pada minggu lalu yang mencerminkan posisi yang cukup kuat pada sektor tenaga kerja AS.
Imbal hasil obligasi 2tahun AS naik sekitar 0.42% kembali diatas 4% dan naik sekitar 6.45% dalam sepekan terakhir. Imbal hasil obligasi 10 tahun dan 30 tahun AS naik masing-masing sekitar 0.06% dan 0.11% pada level 3.415% dan 3.627%.
Emas
Harga emas terkoreksi tajam, kembali bergerak dibawah $2000 per ons, ditengah penguatan Dolar Amerika paska rilis data tenagakerja AS pada akhir pekan lalu.
Dipasar spot, harga emas berakhir melemah sebanyak $15.95 atau 0.79% berakhir pada level $1,991.22 per ons, setelah uji tertinggi $2,006.25 dan terendah $1,981.57. Sedangkan emas berjangka kontrak April berakhir melemah sebanyak $22.60 atau 1.12% berada pada level $2,003.80 per ons, setelah uji tertinggi $2,2021.50 di Divisi Comex.
Dalam pekan ini, fokus utama pasar emas akan tertuju pada laporan inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu (12/4). Disisi lain, emas berpotensi bergerak volatile dalam pekan ini – menyusul serangkaian laporan keuangan perbankan AS yang kemungkinan akan mulai dirilis pada Kamis (After Market Close).
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan hari kedua pekan ini, volatilitas pasar global akan kembali normal menyusul seluruh pasar udah kembali dibuka setelah libur Paskah pada Senin (10/4). Sepanjang perdagangan hari ini (11/4), fokus utama pasar akan tertuju pada laporan Inflasi China yang akan dirilis pada pukul 8:30 WIB. diikuti laporan penjualan ritel Eropa pada pukul 16:00 WIB.
Hingga sepekan kedepan, laporan inflasi AS dan pembacaan risalah pertemuan FOMC Maret akan menjadi fokus utama pasar global.