Dolar Rebound, Tekan Perdagangan Rival Utamanya
Setelah penurunan tajam dalam dua hari perdagangan berturut-turut, Indeks Dolar AS berbalik menguat kembali menyentuh level 105 dan menekan perdagangan rival utamanya.
Dolar menguat setelah fokus pasar kembali beralih pada dampak alami kenaikan suku bunga Fed baru-baru ini, mengabaikan resiko resesi ekonomi Amerika ditengah lonjakan inflasi dan berharap bahwa bank sentral perlu berbuat lebih banyak untuk mengekang inflasi tertinggi dalam 4 dekade.
Disisi lain, Kenaikan imbal hasil obligasi AS dan komentar Fed yang hawkish member Fed memicu reli pada dolar selama akhir pekan. Presiden Fed Minneapolis Niel Kashkari menyampaikan bahwa ia dapat mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada bulan Juli dan menambahkan bahwa mereka dapat menaikkan suku bunga melampaui apa yang diperkirakan saat ini jika inflasi melonjak lebih tinggi.
Pada Jumat (17/6) Dolar ditutup menguat sebanyak 84 poin atau 0.80% berakhir pada level 104.67, setelah sempat naik ke tertinggi 105.09.
Matauang
Poundsterling Inggris memperpanjang penurunan dalam sepekan, mencatatkan kerugian hampir 1% dalam sepekan terakhir, setelah kenaikan 25 bps suku bunga Bank of England (BoE). Investor mengharapkan kenaikan yang lebih berarti oleh BOE dalam memerangi inflasi di Negara tersebut.
GBP/USD ditutup melemeh sebanyak 130 poin atau 1.06% berakhir pada level 1.2219. EUR/USD ditutup melemah sebanyak 55 poin atau 0.52% berakhir pada level 1.0494. Sementara AUD/USD ditutup melemah sebanyak 110 poin atau 1.59% berakhir pada 0.6934.
Aussie bertahan dibawah 0.70 bersama dengan pelemahan harga minyak mentah dunia karena meningkatnya produksi minyak Rusia.
Minyak
Harga minyak mentah dunia terkoreksi dalam pada perdagangan akhir pekan (17/6) setelah Rusia berencana untuk meningkatkan produksi pada July dan tercatat bahwa Ekspor minyak Rusia meningkat pada 2022 meskipun ada sanksi Barat dan embargo Eropa.
Sementara itu, data mingguan yang diterbitkan oleh perusahaan jasa minyak Baker Hughes mengungkapkan bahwa jumlah rig minyak aktif di AS naik 4 menjadi 584 dalam seminggu terakhir.
Dipasar spot, harga minyak ditutup melemah sebanyak $7.03 atau 6.39% berakhir pada level $110.05 per barel, setelah uji tertinggi $118 dan terendah $108. Minyak mentah berjangka WTI AS ditutup melemah sebanyak $8.03 atau 6.80% berakhir pada level $109.56 per barel. Sementara Brent London, ditutup anjlok sebanyak $6.69 atau 5.60% berakhir pada $113.12 per barel.
Emas
Harga emas terkoreksi ditengah penguatan indeks Dolar Amerika, menghapus sebagian keuntungan dalam perdagangan sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga emas mencatatkan kerugian sebanyak 1.75%.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah sebanyak $18.14 atau 0.99% berakhir pada level $1,839.01 per ons, setelah uji tertinggi $1,855 dan terendah $1,833.
Emas berjangka kontrak Agustus ditutup melemah sebanyak $9.30 atau 0.51% berakhir pada level $1,840.60 per ons di Divisi Comex.
Secara teknikal, harga emas akan cukup rentan terkoreksi dalam pekan ini – karena prospek kenaikan suku bunga selanjutnya oleh Fed, ECB dan Bank Sentral lainnya.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan awal pekan, pasar Amerika akan ditutup dalam rangka memperingati “Juneteenth”. Pasar akan sepi dari rangkaian data ekonomi dan akan membawa pasar global bergerak sempit.
Pasar emas akan ditutup lebih awal pada 01:00 WIB dan akan kembali diperdagangkan normal pada Selasa (21/6). Hingga sepekan kedepan, fokus utama pasar global akan tertuju pada jadwa testimoni kepala Fed Jepome Powell pada Rabu dan Kamis.