
Dolar Tertekan, Ditengah Ketidakpastian Ekonomi
Indeks Dolar melemah selama sesi perdagangan Rabu (7/12) mengakhiri kenaikan dalam dua sei perdagangan sebelumnya setelah kekahawatiran tentang resesi ekonomi AS meningkat, sehingga meningkatkan spekulasi liar investor ditengah minimnya data ekonomi.
Baru-baru ini, terlihat bahwa baik pembuat kebijakan maupun investor khawatir langkah pengetatan yang agresif akan mengakibatkan resesi jangka panjang. Peningkatan ketidakpastian tentang tindakan Federal Reserve AS di masa depan meningkat karena Bank sentral telah mengisyaratkan pelonggaran pengetatan kuantitatif mulai bulan ini, meskipun ketahanan ekonomi dan tanda-tanda penurunan inflasi masih belum terlihat jelas.
Disisi lain, Pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang memperingatkan bahwa ancaman perang nuklir meningkat tidak mampu membalikkan Dolar sebagai safehaven utama. Putin juga memperingatkan bahwa dan menambahkan bahwa senjata nuklir dapat digunakan untuk membela diri dan sekutunya.
Hingga akhir perdagangan Rabu (6/12), Dolar ditutup dengan kerugian sekitar 35 poin atau 0.33% berakhir pada level 105.21, setelah uji terendah 104.87 dan tertinggi 105.83.
Matauang
Matauang Euro diperdagangkan menguat terhadap Dolar setelah laporan GDP kawasan Eropa dirilis lebih baik dari yang diantisipasi pada kuartal ketiga tahun ini, membukukan pertumbuhan tahunan sebesar 2,3% dan kenaikan kuartalan sebesar o 0,3%, lebih baik dari yang diperkirakan pada 0,2%.
EUR/USD ditutup menguat sekitar 40 poin atau sekitar 0.38% berakhir pada level 1.0505, setelah uji tertinggi 1.0549 dan terendah 1.0442. GBPUSD ditutup menguat sekitar 77 poin atau 0.63% berakhir pada level 1.2208. Sedangkan AUD/USD ditutup menguat sekitar 35 poin atau 0.52% berakhir pada level 0.6722.
USD/JPY ditutup menguat pada pada level 136.58, turun sekitar 45 poin atau 0.33%. Sedangkan USDCHF ditutup menguat pada level 0.9407 turun sekitar 12 poin atau 0.13%.
Emas
Harga emas kembali bergerak pada kiasaran $1,780 per ons pada perdagangan Rabu (7/12),memanfaatkan pelemahan Dolar ditengah minimnya data ekonomi. Dukungan lain datang dari pelemahan imbal hasil obligasi AS karena kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi global dan ketidakpastian menjelang keputusan kebijakan moneter Federal Reserve AS.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $15.21 atau 0.85% berakhir pada level $1,785.91 per ons, setelah uji terendah $1,768 dan tertinggi $1,790. Sedangkan emas berjangka kontrak Februari sebagai kontrak teraktif saat ini ditutup menguat sekitar $16.30 atau 0.91% berada pada level $1,798.70 per ons di Divisi Comex.
Minyak
Harga minyak mentah kembali diperdagangkan melemah tajam pada perdagangan Rabu (6/12) – catatkan level terendah baru sejak satu tahun terakhir setelah pasar melihat hasil laporan Neraca Perdagangan China yang berada jauh dibawah perkiraan pasar.
China sebagai negara komsumen terbesar komoditas, mencatakan Neraca Perdagangan November membukukan surplus $69,84 miliar, karena ekspor turun 8,7%, sementara impor turun 1,1%. Angka-angka buruk memperburuk kekhawatiran tentang kemajuan ekonomi global.
Dipasar spot, harga minyak ditutup melemah sebanyak $2.11 atau 2.92% berakhir pada level $72.38 per barel, setelah uji tertinggi $75.38 dan terendah $71.77. Minyak mentah berjangka WTI AS ditutup turun sebanyak 3.11% atau $2.24 berakhir level $72.01 per barel. Sedangkan Brent Crude London berakhir melemah pada $77.17 per barel – turun sekitar 2.82% atau $2.18.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan hari ini, fokus pasar global akan tertuju pada laporan GDP Jepang pada pukul 06:20 WIB dan Laporan Klaim Pengangguran AS pada pukul 20:30 WIB.